Selasa, 21 Oktober 2014

Sahabat

Hallo… Namaku Riana Valda. Biasa dipanggil Valda. Aku baru saja lulus SD, dan aku akan melanjutkan sekolah di SMPN 34 Bandung. Mempunyai teman memang menyenangkan. Apalagi jika kita memiliki banyak sekali teman. Huh, pasti sangat sangat sangaaaat menyenangkan. Tapi, itu semua tidak dengan Valda. Kenapa? Karena disaat pertama masuk SMP, dan di sekian banyak orang yang Valda kenal, tidak ada satu orang pun yang Valda kenal di kelas barunya itu.
Tentu saja itu sangat membosankan bagi Valda yang tidak memiliki teman di kelasnya. “huh.. sangat membosankan” gerutu Valda dalam hatinya.
Karena Valda bosan, akhirnya Valda memutuskan untuk berkenalan dengan teman sebangkunya. Iya, Valda memang sangat malu dengan orang yang belum dikenalnya. Apalagi jika ia harus membuka mulut pertama untuk berkenalan. Tapi, karena Valda sangat bosan, hilanglah semua rasa malunya.
“hey, boleh berkenalan? Namaku Valda. Siapa namamu?” Tanya Valda, kepada teman sebangkunya. Valda memang benar-benar tidak pernah bisa untuk berkenalan ya sepertinya, masa mau berkenalan saja nanya dulu boleh kenalan apa tidak huh dasar Valda valda. Untung saja teman sebangkunya menjawabnya dengan santai “hey, oh tentu saja boleh. Namaku Lina” sambil bersalaman ala berkenalan. Akhirnya Valda tidak merasa bosan lagi, karena Lina, teman barunya terus mengajak Valda untuk mengobrol.
Teng nong teng nong… itulah bunyi bel sekolah Valda. Bel tersebut menunjukan waktu untuk pulang sekolah. Sesaat bel pulang sekolah berbunyi, valda langsung bergegas pulang menaiki angkutan umum, atau sering juga disebut angkot. Karena ini pertama kalinya masuk smp, otomatis pulang naik angkot sendirian pun, juga pertama kalinya. Sehari sebelum sekolah, papahnya Valda mengajarkannya untuk naik angkot. Papahnya valda bukan ngajarin nyupir angkot ya, tapi ngajarin naik jurusan apa saja yang harus dilalui Valda dari rumah sampai sekolah. Walaupun ini hari pertamanya Valda ke sekolah jauh dari rumahnya, dan pulang menaiki angkutan umum sendirian, Valda berhasil melakukannya untuk hari pertama. Kalau hari pertama bisa dilalui, berarti hari-hari selanjutnya juga bisa dilaluinya dengan sangat mudah.
Sesampainya di rumah, Valda langsung memasuki kamarnya untuk berganti baju dan langsung membaca novel. Iya, itu salah satu hobi Valda yaitu membaca novel. Bisa dibilang hobinya itu bukan baca novel, tapi hobi meminjem novel. Soalnya di sekian banyak novel yang Valda baca, tidak ada satu pun novel yang Valda miliki, ada-ada saja ya Valda.
Keesokan harinya, Valda melakukan kegiatan seperti kemarin. Tapi, untuk hari ini Valda jadi memiliki banyak teman loh. Karena Lina memilikii banyak teman, jadi Valda bisa bergabung dengan teman-temannya Lina.
Sudah beberapa bulan Valda melakukan aktivitas yang sama. Dan sampai pada akhirnya, karena Lina dan Valda semakin hari semakin dekat, mereka pun jadi bersahabatan. Lina juga punya sahabat di kelas lain, yaitu Sari dan Hana. Karena Lina dekat dengan Valda, akhirnya Valda juga bersahabatan dengan Sari dan Hana.
Di saat mereka sedang istirahat, Lina juga pernah bercerita ke Valda seperti ini “Eh Valda. Tau gak? Lina lagi ngeceng seseorang loh” kata Lina yang sedang duduk bersama Valda didepan kelasnya. “Hah? Lina punya kecengan? Sejak kapan Lina ngeceng cowok? Dikira, Lina ngecengnya sama cewek lagi. Hahahaha” jawab Valda sambil tertawa terbahak-bahak. “Ah kamu bercanda aja val, jangan gitu dong. Aku juga masih normal kali.” Jawab Lina kesal. “Hahaha iya maaf maaf. Yang mana sih cowok kecengan Lina?” jawab Valda yang masih cekikikan melihat sahabatnya yang kesal itu. “itu tuh, yang lagi duduk” jawab Lina sambil menunjuk cowok kecengannya. “Oh yang itu, biasa aja sih” jawab Valda sambil memakan permen yang hampir saja mau jatuh dari mulutnya. “Aduh Valda Valda. Semua aja dibilang biasa. Terus menurut kamu siapa yang paling ganteng? Kamu?” jawab Lina sambil meledek Valda. “Hahaha iya deh gimana kamu aja.”
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. Itu tandanya Valda dan Lina harus segera memasuki kelasnya. Beberapa waktu kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Untuk hari ini, Valda dan Lina tidak langsung pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi, Valda dan Lina ingin mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Sari dan Hana. “Eh, tau gaa? Kecengan Lina sekelas loh sama kita, iya gak han?” kata Sari sambil menyenggolkan pundaknya ke Hana. “Iya loh. Dia juga baik di kelasnya.” Kata Hana. “HAH? APA? SERIUS? Kalian berdua sekelas sama kecengan aku?” jawab Lina shok berat. “Iya seriusan kok Lin.” Kata Sari sambil menganggukan kepalanya ke atas dan ke bawah. “Bagus tuh Lin, jadi kamu bisa nanya-nanya kesaharian cowok kecengan kamu ke Sari dan Hana.” Kata Valda menenangkan Lina yang saat itu masih shok berat. “Iya bener. Mau tau gak siapa namanyaaa?” kata Hana. “Tentu saja mau dong, udah langsung kasih tau aja sama sari.” Lanjut Hana. “Iya siapa namanya? ri” jawab Lina penasaran. “Mau tau aja, mau tau bangeet? Hahahaha” kata Sari “mau tau banget banget banget. Cepetin ih kasi tau namanya siapaaa.” Pinta Lina kesal. “Namanya Dimas.” Kata Sari. “EH, aku pulang duluan yaa, udah di tanyain sama mamah nih kapan pulangnya.” Kata Valda buru-buru. “oh oke hati-hati yaaa” Lina, Sari dan Hana serempak melambaikan tangannya ke Valda. Begitu juga Valda ke sahabat-sahabatnya itu.
Keesokan harinya, Valda dan Lina diajak Sari dan Hana untuk berkenalan denga Dimas di lapangan pada saat sepulang sekolah nanti. Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah pun berbunyi. Valda dan Hana pun langsung bergegas menuju Sari dan Hana di lapangan yang sudah bersama Dimas. “Eh, kalian sudah ada disini. Maaf kalian nungguin lama ya” kata Valda yang sedang ngos-ngosan akibat lari-lari dari kelasnya hingga lapangan. “Iya gak papa kok. Lagian kita juga baru keluar kelas hehehe.” Sahut Sari. “Eh iya, ini nih yang namanya Dimas.” Kata Hana sambil menunjuk ke arah Dimas. Valda dan Lina pun bersalaman dengan Dimas.
Seiring berjalannya waktu, kita berlima semakin lama semakin dekat. Akhirnya kita berlima pun bersahabatan. Kita seneng-seneng bareng, tiada hari tanpa ngumpul di lapangan. Pokoknya “always together whenever” hehehe.
UTS sudah semakin dekat, Valda, Lina, Sari, Hana dan Dimas mempersiapkan untuk UTS tersebut. Akhirnya UTS sedang dijalaninya sekarang. Pada saat UTS, masing-masing kelas dipecah menjadi 2. Yaitu perempuan dipisah dengan laki-laki.
Hari jum’at jam 12 waktu UTS, seharusnya, Valda masuknya jam 1an, tapi Valda berangkat jam 11an, jadi sampai di sekolahnya jam 12an. Sesampainya Valda di sekolah, Valda langsung bergegas kekelasnya. Di depan kelasnya Valda, ada beberapa gerombolan. Mereka pun serempak memanggilku “Valdaaa…” tidak salah lagi, dan tidak lain lagi itu suara sahabat-sahabatku. “Hah? Apaaa? Kalem yaa. Naro tas dulu.” Jawab Valda yang sedang memasuki kelasnya. Sesudahnya menaruh tas di kelas, Valda langsung menghampiri sahabat-sahabatnya yang berada di luar kelasnya.
Sesampainya, Valda duduk di hadapan sahabat-sahabatnya, untuk mengobrol bersama. setelah jum’atan usai, Dimas berjalan melewati kita. Serempak kita langsung menanggilnya “DIMAAAAS…”. “Apaaaa?” kata Dimas bingung. “Nanti ngumpul di depan kelas kamu. Mau ngomongin sesuatu.” Kata Hana. “Oh ya udah sok, aku mau ke kelas dulu.” Jawab Dimas. Iya, Dimas emang selalu dingin terhadap siapapun, termasuk ke sahabat-sahabatnya sendiri.
Sesampai di depan kelasnya Dimas, di situ kami berempat langsung duduk menunggu Dimas. Dimas sedang berada di dalam kelasnya, entah sedang ngapain. Beberapa menit kemudian, Dimas muncul dari kelasnya, dan langsung duduk di hadapan Valda. “Lama banget sih! Ngapain aja di kelas?” Tanya Valda yang sangat kesal karena menunggu Dimas terlalu lama. “Biarin ajaa, hak dong” jawabnya sambil mengeluarkan lidah dari mulutnya. “Ihhh, nyebelin tau gaa!!!” jawab Valda yang pada saat itu kesal berat terhadap Dimas. “Eh… sudah-sudah!! Kalian ini, kalau lagi ngumpul pasti selalu berantem saja.” Kata Hana yang memisahkan Valda dan Dimas yang sedang berantem. “Iya ih kalian teh kenapa ya berantem terus, udah deh baikan aja!” kata Lina yang menenangkan suasana saat itu. “Dasar daa si Valda sama si Dimas mah.” Kata Sari yang dari tadi sedang main HP. “Tuhkan itu semua gara-gara kamu tau gaa. Coba kalau kamu gak kelamaan di kelas? Pasti aku gak akan kesel kayak gini. Dasar nyebelin!” Kata Valda yang masih kesal dengan Dimas. “Kamu tuh yang nyebelin” kata Dimas yang tak mau kalah dari Valda. “Udah atuh kalian jangan gini terus. Kalau kalian gini terus, kapan aku mau ngomongnyaaa?” Kata Hana yang ikut kesal melihat Valda dan Dimas yang sedang berantem. “Tuh kan, si Hana marah.” Kata Dimas, sambil melihat ke Valda, seolah-olah Valda yang membuat Hana kesal. “Kamu tuh gara-garanya!” kata Valda yang lagi lagi tak mau kalah dari Dimas. “Udah dong!” kata Sari yang pada saat itu juga ikutan kesal mendengar mereka berantem. “Sok Hana lanjutin mau ngomong apa.” Kata Lina kepada Hana. “Ehh, mau gaa persahabatan ini kita lanjutin dengan serius?” kata Hana dengan muka yang sangat serius. “Mau sih, tapi kasian cowoknya kalau sendiri. Sedangkan ceweknya ada empat orang. Gimana kalau kita cari satu cowok lagi?” kata Valda yang pada saat itu kesalnya sudah hilang ditelan bumi. “Iya benar. Gimana kalau Dika aja?” Kata Dimas yang setuju dengan pendapat Valda. “Udah, segini aja. Kalau banyak-banyak pasti gak akan bener” Kata Hana yang menolak pendapat Valda. “Ehh, aku punya usul nih. Buat tanda persahabatan kita, gimana kalau kita buat apa gitu. Kayak gelang, topi, atau apapun itu. Gimanaaa?” Kata Sari yang ikut mengusulkan pendapatnya. “Iya benar. Gimana kalau kita buat gelang ajaaa? Soalnya gelang gampang dibuatnya.” Kata Lina.
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. “Ya sudah, kita lanjutin saat sepulang nanti.” Kata Hana. Kita berempat pun langsung lari menuju kelasnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian, bel pulang pun berbunyi teng nong teng nong… Valda dan Lina mencari-cari keberadaan Hana, Sari, dan Dimas. Beberapa saat kemudiaan, Valda melihat Hana, Sari, dan DImaas berkumpul di depan pendopo. Ternyata mereka ada di depan pendopo. Tidak menunggu apapun lagi, Valda dan Lina pun langsung berlari menuju sahabat-sahabatnya.
“Ga kurang lama da engga” kata Dimas sambil mengeluarkan lidahnya ke arah Valda. lagi lagi Dimas ngerusak mood Valda saat itu. “Biarin, kamu protes aja sih. Kenapa emangnya kalau aku lama? Masalah buat kamu?” jawab Valda yang pada saat itu benar-benar kesal terhadap Dimas. Sudah beberapa kali Valda berantem sama Dimas di hadapan sahabat-sahabatnya, dan pada akhirnya Valda ingin keluar dari persahabatan itu. Pada saat itu aku langsung pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Namun Valda dicegah sama Hana, tapi gak tau kenapa ada kekuatan yang sangat dahsyat di pundak Valda hingga akhirnya Valda mendorong Hana sampai jatuh. Valda pun malu dengan sahabat-sahabatnya akhirnya, Valda lari ke temannya untuk mengajak pulang bareng.
Sebenernya, Valda gak kuat sama kelakuan Dimas terhadapnya yang selalu membuat Valda kesal. Jika Valda sedang kesal, biasanya Valda suka marah-marah, atau bisa saja sampai nangis. Pada saat itu Valda nangis, karena Valda benar-benar kesal terhadap dirinya. Valda benar-benar malu terhadap sahabat-sahabatnya karena Valda tau apa yang dilakukan Valda terhadap sahabatnya itu sangat kekanak-kanakan. Tapi, Valda saat itu sedang emosi berat terhadap Dimas.
Sesampainya di rumah, Valda langsung meminta maaf kepada sahabat-sahabatnya itu karena sifat kekanak-kanakanya melalui sms. Akhirnya Valda pun dimaafkan oleh sahabat-sahabatnya. Kecuali Dimas, soalnya Valda gak ngesms ke Dimas. Karena Valda masih kesal kepada Dimas. Perahabatan ini masih berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan. Tapi, seiringnya berjalan waktu, persahabatan ini tidak berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan, kenapa? Karena kita selalu egois dengan emosi kita sendiri.
Beberapa bulan kemudian, persahabatan ini sama saja seperti waktu itu yaitu tidak berjalan selayaknya orang bershabatan. Valda masih saja tak mau minta maaf kepada Dimas. Tapi, Valda bingung sama perasaannya. Di saat Valda bareng-bareng sama Dimas, Valda seneeng banget. Tapi, di saat Valda nyuekin Dimas, Valda ngerasa kalau hidupnya itu sepi tanpa dia. Apakah Valda suka sama Dimas? Valda sendiri bingung apa yang dirasakan olehnya
Akhirnya, Valda gak kuat lagi untuk nyuekin Dimas. Valda pun langsung minta maaf kepada Dimas melalui sms. Valda yang nyuekkin, tapi kok Valda juga ya yang minta maaf? Huh ada ada aja ya Valda :D. Saat Valda minta maaf kepada Dimas… YES! Valda dimaafin sama Dimas. Tapi, Dimas inginnya Valda minta maaf yang kedua kalinya besok di hadapannya langsung.
Keesokan harinyaaa, yaitu hari jum’at. Dimana setiap hari jum’at SMP 34 mengadakan jumsih (jum’at bersih). Sudah kesekian kalinya, Valda bawa ember. Rajin-rajin amat ya Valda. Eh iya Valda kan janji kalau Valda harus minta maaf langsung ke Dimas di depan banyak orang. Ya udah deh dengan terpaksa Valda minta maaf ke Dimas di lapangan yang banyak orang. Kenapa banyak orang di lapang? Karena mereka sedang berbaris di lapang untuk menunggu giliran kelas mereka dipanggil untuk bersih-bersih di kelas yang telah ditentukan. Akhirnya Valda teriak-teriak minta maaf ke Dimas. Kurang malu apa coba ya Valda dikerjain Dimas suruh teriak-teriak minta maaf di depan orang banyak? Huh dasar Valda mau maunya dikerjain Dimas.
Di saat Valda minta maaf ke Dimas, ternyata Lina, Sari, dan Hana ngeliatin dan mendengar semua perkataan Valda. “Cieee Valdaa…” Serempak mereka bertiga menyoraki Valda. “Hah? Apaan sih? Dimas mah kan Lina?” kata Valda menutupi rasa malunya itu. “Apaan Val? Kenapa jadi ke aku?” kata Lina yang masih malu karena Dimas tau kalau Lina menyukainya. “Apaan sih Val? Gak jelas deh” kata Dimas yang sambil tertawa melihat muka Lina yang memerah. Perbincangan itu terus dilakukan dengan mereka, dan sampai mereka terpisah karena kelas mereka satu-persatu sudah dipanggil untuk melakukan jumsih.
Beberapa jam, hari, bulan, mereka sudah jarang untuk berkomunikasi, ataupun berkumpul bersama. Lina, yang tadinya suka dengan Dimas, jadi tidak suka lagi dengan Dimas, karena Dimas selalu memperbesar-besarkan permasalahan yang tidak harus di besar-besarkan. Oleh sebab itu, Lina tidak suka dengan sikapnya. Valda? Masih bingung tuh sama perasaannya. Kayaknya sih suka? Tapi, ntahlah. SKIP GA USAH DI BAHAS! Terus, Lina dan Valda, sedikit demi sedikit menjauh dengan Dimas, Sari dan Hana. Mereka mulai menjauh, karena mereka sibuk dengan tugas sekolahnya masing-masing. Karena mereka berbeda kelas, jadi mereka melakukan hari-harinya dengan teman sekelas mereka sendiri. Tetapi, Valda selalu SMSan dengan Dimas, walaupun dengan hubungan sahabat lainnya tidak terlalu baik.
Beberapa waktu yang cukup lama, yaitu 3 hari sebelum UKK, kita mendapatkan kartu peserta. Kecuali Dimas, Dimas tidak mendapatkan kartu peserta, karena Dimas tidak masuk sekolah. Waktu itu, Lina nge-SMS ke Dimas “Kasian deh yang gak masuk, jadi gak dapet kartu peserta” kata Lina yang memanas-manaskan Dimas. “Biarin aja atuh, aku ini yang gak dapet kartu peserta, kenapa kamu yang ribet?” Dimas pun membalasnya penuh dengan kekesalan. Disitulah Lina dan Dimas mulai berantem. Entah kenapa Valda yang tidak tahu apa-apa dicuekin juga dengan Dimas. Akhirnya Valda bertanya kepada Dimas melalu SMS. “Hey, maaf aku punya salah apa ya ke kamu? Sampai aku dicuekin?” kata Valda penuh penasaran. “AKU GAK SUKA LINA.” Kata Dimas yang kesal melihat SMS dari Valda. “Kamu yang gak suka Lina, kenapa aku juga yang dicuekin? Lina, Lina. Valda, Valda. jangan sama-samain aku sama Lina. Marah sama Lina, marah aja. Gak usah marah juga sama aku.” Jawab Valda yang sangat kesal karena Dimas terlalu membesar-besarkan masalah. “SOALNYA KAMU SAHABATNYA Lina.” Jawab Dimas yang masih kesal dengan Lina. Valda pun kaget saat membaca SMS tersebut. Ternyata Dimas sudah berubah. Tidak seperti dulu saat pertama kenal. Sari dan Hana pun sempet dicuekin dengan Dimas. Tapi, karena mereka sekelas, jadi mereka tidak terlalu lama di cuekin Dimas.
Bagaimana dengan Valda dan Lina?
Valda dan Lina, tetap dicuekin, hingga kita kenaikan kelas. Pada saat itulah persahabatan kita berakhir yang entah permasalahannya apa. Mungkin hanya kesalah pahaman di antara satu dengan lainnya, sampai kita tidak bisa bersatu lagi. Di kelas 8 Valda tidak sekelas dengan Lina, Sari, Hana, dan Dimas. Karena persahabatan ini sudah berakhir, di kelas 8 mereka seperti tidak mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka melakukan hari-harinya dengan teman baru mere
ka. Sepi rasanya ketika sahabat yang menjadi sandaran jiwa, pergi meninggalkan kita. akan ada pula rasa kehilangan tatkala dia tidak mau mengenal dan berelasi lagi dengan kita. Bahkan terasa pahit saat sahabat yang dulu baik bagaikan malaikat, kini menjelma menjadi seorang yang tidak berperasaan. Tapi apakah masih bisa dinamakan sahabat? Walaupun mereka menganggap persahabatan ini sudah tidak akan pernah bersatu lagi, tapi ini semua Valda anggap pengalaman yang sangat seru, dan tak akan pernah Valda lupa sama ini semua. Makasih buat Lina, Sari, Hana, dan Dimas yang pernah jadi sahabat Valda dulu. Kata-kata “always together whenever”, akan Valda raih lagi. Nanti. Disaat Valda bertemu dengan sahabat sejatinya.
- Selesai -
Amanat yang disampaikan: Jangan pernah memperbesar-besarkan masalah, yang tidak harus di besar – besarkan. Dan selesaikan masalah itu dengan baik. Jangan menunda sampai akhirnya membuat masalah yang tidak harus dibesar-besarkan itu menjadi sebuah pertengkaran atau menjadi permusuhan.

Cerpen Karangan: Merly Afisania Novalda
Facebook: Merly Afisania Novalda
Copas:http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/sahabat-6.html
Sahabat itu harus saling memahami satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Search