Selasa, 16 Desember 2014

Aturan UU ITE

Hal-hal yang diatur dalam UU ITE secara garis besar


Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal sebagai berikut :

* Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas).
* Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP.
* UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia.
* Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual.
* Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):
o Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
o Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
o Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
o Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
o Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
o Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
o Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
o Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))



UU ITE sebagai payung hukum


Hampir semua aktivitas cyber crime membutuhkan aktivitas lainnya untuk melancarkan aktivitas yang dituju. Karena itu UU ITE harus mampu mencakupi semua peraturan terhadap aktivitas-aktivitas cybercrime …. cybercrime,dan seharusnya masyarakat dapat diperkenalkan lebih lanjut lagi mengenai UUD ITE supaya masyarakat tidak rancu lagi mengenai tata tertib mengenai cyberlaw ini dan membantu mengurangi kegiatan cybercrime di indonesia. …

Isi UU ITE yang Membahayakan Kebebasan Pendapat Pengguna Online. Pasal dalam Undang-undang ITE Pada awalnya kebutuhan akan Cyber Law di Indonesia berangkat dari mulai banyaknya transaksi-transaksi perdagangan yang terjadi lewat dunia maya. … Dan dalam perkembangannya, UU ITE yang rancangannya sudah masuk dalam agenda DPR sejak hampir sepuluh tahun yang lalu, terus mengalami penambahan disana-sini, termasuk perlindungan dari serangan hacker, pelarangan penayangan content

Yang jelas, dengan adanya UU ITE ini, sudah ada payung hukum di dunia maya. Maka kalau Anda bergerak di bisnis ini, pelajari baik-baik isinya. Secara umum dijelaskan dalam Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),

Untuk informasi Lebih lanjut Klik Link ini

Rabu, 22 Oktober 2014

Cerpen 7 cahaya Bintang


7 Bintang
  7cahaya Bintang
Apasih cahaya bagi kehidupan dan bangaimana sih arti kehidipan, karena kehidupan banyak sekali cahaya yang kita selalu mengangapnya sebagai cahaya terang yang menyinari hidup kita Seperti mana kala matahari namun semua pasti tahu jika kalau matahari akan datang di pagi hari dan pulang di senja hari itulah sepeti kehidupan,terus bagaimana jika di bandingkan dengan cahaya bintang. mungkin para pembaca masih tanda Tanya apa sih maksut saya ini maka untuk tau maksut saya maka simak cerita selengkapnya.

 
Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Erik, berusia 16 tahun,siswa SMA kelas satu,dan berparas tampan di dalam khidupanya dia menjalani kehidupanya seperti biasa dengan sifat alaminya, yaitu jelalatan kalo liat cewek dan dengan kenakalanya tentunya.di kehidupan sehari-harinya dia tidak menganggap semua masalah tidak terlalu penting dan kehidupan sebagai tantangan dan game semata jadi dia walaupun bertingkah uraka namun dia memiliki sebuah Kotmitmen yaitu hadapi masalah dengan Optimis jadi diamenganggap tiada masalah yang dapat goncangka dirinya.

Dengan kepercayaan dirinya dia selalu hadapi hari-harinya dengan santai karena tiada masalah yang sulit bagi erik,di dunia SMAnya dia memiliki seorang kekasih namun di SMA lainya juga memiliki seorang kekasih…hehe bias di bilang playboy juga ya.Erik selain di kenal sebagai anak urakaan, namun dia di sukai banyak temanya dan di sukai teman-temanya karena dia asik diajak ngobrol dan dan bercanda namun itu tidak berlaku pada Gurunya dia terkenal suka bikin onar dan gaduh di kelas jadi tidak heran lagi jika dia sering di hukum karena tindakanya di kelas.

Di suatu malam erik nongrong seperti biasanya dan dia pun melihat gadis yang parasnya cantik ,yah walaupun pacarnya juga cantik sih….namun tidak tau kenapa dia merasakan deg-degan dan merasa kikuk yang mungkin erik rasa tak masuk akal karena dia sering banyak bertemu dengan berbagai model cewek bahkan dia bergelar playboy.Denagn paras yang cantik dan berhijab dia merasa ada cahaya baru yang berbeda dan terasa terang bagaikan gelapnya malam yang terterangi oleh cahaya matahari.

Dengan kesempatan yang ada erik mencoba mendekati wanita itu walaupun dengan rasa malu-malu dan tegang dia coba beranikan diri untuk bicara denganya,namun dengan sesuai karakter si wanita yang berhijab dia pun sangat sulit di dekati dan erikpun mencari mencari informasi tentangnya dan ternyata dia bernama Naela adik dari temanya SMA yang bernama misbah dan dia pun bilang dengan misbah ,karena kakanya tau kalau erik play boy dia pun melarangnya dan akhirnya erik meniggalkanya kadengan rasa kesal.Dengan diam-diam erik pun mendekati si naela dengan berbagai cara namun tetaplah sulit,namun erik tetap berusaha dan akhirnya naela luluh.

Dan naela jadi Pacar si erik. Dengan dua syarat yang 1 (satu) dia di larang selingkuh 2 (dua) hubunga mereka di lakukan secara diam-diam.erikpun tak tahu kenapa harus diam-diam pasti dia merasa ada alasan di baliknya namun tidak papa yang penting saya  dapatkan pujaan hati dan erikpun merasa senang bahkan sangking senangnya dia tidak tau harus berbuat apa.Namun di saat erik senang tiba-tiba dia di kasih tau ama tetangganya yang bertemu dia bahwa ibunya jatuh sakit dan di rumah sakit,dan erik pun pulang terus ke rumah sakit dan dia lihat sakit ibunya tak terlalu parah yaitu ibunya terlalu kecapekan dan erikpun menyepelekanya dan tidak merasa bersedih karena dia masih senang karena pujaan hatinya menerima cintanya.

Suatu ketika si erikpun Ketemuan dengan si naela dan di pun merasa bahagia terasa ada hidup dan tantangan baru untuk mempertahankan hubunganya dan menjadikan hubunganya tidak sembunyi-sembunyi lagi.namun tiba-tiba naela mendapatka telfon dan ternyata hentak kaget si naela ternyata kakanya meninggal akibat kecelakaan erikpun hentak kaget dan sangsung mengantarkan Naela pulang.Hentak berlarilah naela ke tempat jasat kakanya dan masih berharap ini cuman mimpi,Keesok harinya naela minta ketemuan dengan erik dan naela memutuskan hubungan mereka karana sebelum kakanya meninggal dia di suruh kakanya untuk menjauhinya jadi itu sebab kenapa naela mengajukan syarat yang ke 2 (dua),Erikpun hentak kaget mengapa?.

Dengan rasa sakit hati dan kata anak muda “sakitnya tuh di sini …hehe becanda“dia pun menenangkan diri di sore hari di tepi pantai dan merasakan sakit yang mungkin tersakit di dalam hidupnya,dan dia mencoba menenangkan diri kenapa cintanya berakhir seperti ini dan ia  merenung,mungkin itu dari karma karena dia suka memainkan hati wanita, dan mungkin yang dia rasakan juga dirasakan wanita-wanita yang di permainkanya.Tidak terasa sudah lama dia di pantai dan Erik melihat tenggelamnya matahari denggan indahnya sesudah matahari tenggelam beberapa saat kemudian dia pun melihat indahnya Bintang yang terang berkilauan,dan erikpun berfikir?

Terangan mana sih matahari dengan bintang?,dan siapa sih yang selalu ada untuk menerangi seluruh bagian Bumi dan mengberikan cahaya?,dan erikpun sadar atau mungkin mendapatkan ilham di balik pertanyaan-pertanyan yang dia fikirkan bahwa menjalani bagaikan bumi di saat berputar oleh waktu maka dia akan mendapatkan cahaya dari matahari bagaikan di saat kita bertemu dengan seseorang sahabat ataupun pujaan hati yang seakan-akan memberikan cahaya yang terang dan indah di balik rasa kesepian dan kegelapan hati Tapi namun walaupun matahari bersinar terang ,pasti akan Hilang dengan berjalanya waktu di malam hari dan itupun bagaikan cahaya yang di berikan sahabat ataupun kekasih yaitu akan berpisah karena Prinsip hidup manusia Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Karena setiap sahabat ataupun kekasih suatu hari akan di sibukan dengan urusanya masing-masing sedemikian pula erik tapi walaupun akan berpisah dan timbulah gelap tetapi matahari akan muncul lagi sedemikian pula dengan saat kita bertemu orang yang baru di hidup kita yang memberikan warna dan cahaya.

Erikpun pulang dan duduk sejenak di kursi rumah dan dia kefikiran lagi terus cahaya yang selau ada untuk kehidupan manusia itu apa?dan dia pun kefikiran  dengan sang bintan walaupun bintang sesaat tidak terlihat namun sebenarnya Dia terus menerangi seluruh bumi dan akan tampak jelas jika malam atau gelapun tiba dan menolong semua orang akan dari kegelapan malam erikpun berfikir lagi dan lagi terus di kehidupan manusia siapa yang berperan seperti Bintang dan dia mendapatkan & jawaban yang dia fikirkan terus menerus Yaitu  :

1.      Tuhan karena tuhanlah yang ada ketika kita sedang terpuruk dan senang tiasa Tuhanlah yang menolong kita dan Beliau tempatnya kita minta pertolongan jika kita lagi kesusahan walupun terkadang tidak jelas karunianya atau kita tidak menyadarinya ketika kita masih diterangi matahari atau ketika sedang bahagia.

2.      Orang Tua karena Orang tualah yang ada setiap kita sedang kesulitan senang ataupun duka dan selalu peduli dengan anaknya serta selalu ada ikatan batin anatara keduanya.

3.      Alam meski alam selaku kita rusak tetapi alam selalu memberikan sesuatu yang dapat emberikan kehidupan manusia tidak perduli besar atau kecilnya alam selalu memberi cahaya kehidupan sampai dengan cahaya keindahan.

4.      Hati nurani karena  hati nuranilah yang senang tiasa menunjukan serta mendorong kita untuk melakukan kebaikan yang ada,dan itu yang membawa kita pada kebahagiyaan meskipun kita sejahat apapun pastilah hati nurani akan berbisik untuk kebaikan.

5.      Ikatan walupun dengan perbedaan yang ada,dengan kebutuhan yang berbeda,dan punya sifat yang berbeda tetapi manusia selalu memiliki ikatan mengetahui apa yang dirasakan orang lain dan akan member ikatan dan memberikan rasa sipati sehingga ada rasa inggin menghibur dan menimbulkan cahaya yang tak akan redup karena ketika cahaya seseorang akan redup maka akan muncul cahaya simpati untu menghibur.

6.      Kenanggan sebuah kenangan tidak akan pudar dimakan oleh berjalanya waktu tidak akan hilang walau kita sedang terpuruk,sibuk,dll dan kenanganlah yang dapat membuat benda yang tak berharga menjadi harta yang berharga an kenanganlah yang member cahaya di saat kita mengalami kesendirian karena dengan membayangkan kenangan saja kita dapat menjadi bahagia,sedih bahkan tertawa sendiri.

7.      Ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuanlah yang membuat manusia dapat bertahan hidup dan ilmu pengetahuan tidak akan meninggalkan manusia bahkan ilmu pengetahuan semakin dimakan waktu akan memberikan kemudahan manusia bahkan terus berkembang jadi manusia di tuntut menuntut ilmu setinggi mungkin karena ilmu adalah penyebab manusia hidup sampai sekarang.

Dengan menyadari 7(tuju hal tersebut erik sadar bahwa walau bintang terlihat lebih kecil dari pada matahari namun sebenarnya bintang lebih besar dari pada matahari,meski cahaya matahari lebih bersinar terang namun matahari tak selamanya menyinari seluruh bimi jadi dia berkesimpulan terkadang yang selalu ada buat dia dia abaikan karena terangnya kebahagiyaan yang selama ini dia dapatkan dan erikpun tidur.

Tidak tau kenapa erik bermimpi ibunya meninggal dan erikpun terbangun dan dia merasa kenapa, aku merasakan kesedihan yang mendalam mungkin itu yang membuat naela memutuskanya karea kakanya pernah melarangnya dan dia pun tersadar bahwa ibunya lagi terbaring sakit dan erikpun bergegas menuju rumah sakit dan memeluk ibunya dan ibunya kaget erik pun memninta maaf atas segala kesalahanya, dan ibunya menangis tersedu-sedu terharu melihat anaknya.Dan erikpun mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa kita tidak bias menyepelekan sesuatu karena akan sedih akhirnya jika kita kehilanganya dan hargailah yang masih bias kau miliki karena penyesalan dan waktu tidak biasa di beli dan selalu datang belakangan dantentunya akan selalu ada 7 cahaya bintang yang menyinarinya.(Pengarang : Fredy kosworo).



SEKIAN

Selasa, 21 Oktober 2014

Sahabat

Hallo… Namaku Riana Valda. Biasa dipanggil Valda. Aku baru saja lulus SD, dan aku akan melanjutkan sekolah di SMPN 34 Bandung. Mempunyai teman memang menyenangkan. Apalagi jika kita memiliki banyak sekali teman. Huh, pasti sangat sangat sangaaaat menyenangkan. Tapi, itu semua tidak dengan Valda. Kenapa? Karena disaat pertama masuk SMP, dan di sekian banyak orang yang Valda kenal, tidak ada satu orang pun yang Valda kenal di kelas barunya itu.
Tentu saja itu sangat membosankan bagi Valda yang tidak memiliki teman di kelasnya. “huh.. sangat membosankan” gerutu Valda dalam hatinya.
Karena Valda bosan, akhirnya Valda memutuskan untuk berkenalan dengan teman sebangkunya. Iya, Valda memang sangat malu dengan orang yang belum dikenalnya. Apalagi jika ia harus membuka mulut pertama untuk berkenalan. Tapi, karena Valda sangat bosan, hilanglah semua rasa malunya.
“hey, boleh berkenalan? Namaku Valda. Siapa namamu?” Tanya Valda, kepada teman sebangkunya. Valda memang benar-benar tidak pernah bisa untuk berkenalan ya sepertinya, masa mau berkenalan saja nanya dulu boleh kenalan apa tidak huh dasar Valda valda. Untung saja teman sebangkunya menjawabnya dengan santai “hey, oh tentu saja boleh. Namaku Lina” sambil bersalaman ala berkenalan. Akhirnya Valda tidak merasa bosan lagi, karena Lina, teman barunya terus mengajak Valda untuk mengobrol.
Teng nong teng nong… itulah bunyi bel sekolah Valda. Bel tersebut menunjukan waktu untuk pulang sekolah. Sesaat bel pulang sekolah berbunyi, valda langsung bergegas pulang menaiki angkutan umum, atau sering juga disebut angkot. Karena ini pertama kalinya masuk smp, otomatis pulang naik angkot sendirian pun, juga pertama kalinya. Sehari sebelum sekolah, papahnya Valda mengajarkannya untuk naik angkot. Papahnya valda bukan ngajarin nyupir angkot ya, tapi ngajarin naik jurusan apa saja yang harus dilalui Valda dari rumah sampai sekolah. Walaupun ini hari pertamanya Valda ke sekolah jauh dari rumahnya, dan pulang menaiki angkutan umum sendirian, Valda berhasil melakukannya untuk hari pertama. Kalau hari pertama bisa dilalui, berarti hari-hari selanjutnya juga bisa dilaluinya dengan sangat mudah.
Sesampainya di rumah, Valda langsung memasuki kamarnya untuk berganti baju dan langsung membaca novel. Iya, itu salah satu hobi Valda yaitu membaca novel. Bisa dibilang hobinya itu bukan baca novel, tapi hobi meminjem novel. Soalnya di sekian banyak novel yang Valda baca, tidak ada satu pun novel yang Valda miliki, ada-ada saja ya Valda.
Keesokan harinya, Valda melakukan kegiatan seperti kemarin. Tapi, untuk hari ini Valda jadi memiliki banyak teman loh. Karena Lina memilikii banyak teman, jadi Valda bisa bergabung dengan teman-temannya Lina.
Sudah beberapa bulan Valda melakukan aktivitas yang sama. Dan sampai pada akhirnya, karena Lina dan Valda semakin hari semakin dekat, mereka pun jadi bersahabatan. Lina juga punya sahabat di kelas lain, yaitu Sari dan Hana. Karena Lina dekat dengan Valda, akhirnya Valda juga bersahabatan dengan Sari dan Hana.
Di saat mereka sedang istirahat, Lina juga pernah bercerita ke Valda seperti ini “Eh Valda. Tau gak? Lina lagi ngeceng seseorang loh” kata Lina yang sedang duduk bersama Valda didepan kelasnya. “Hah? Lina punya kecengan? Sejak kapan Lina ngeceng cowok? Dikira, Lina ngecengnya sama cewek lagi. Hahahaha” jawab Valda sambil tertawa terbahak-bahak. “Ah kamu bercanda aja val, jangan gitu dong. Aku juga masih normal kali.” Jawab Lina kesal. “Hahaha iya maaf maaf. Yang mana sih cowok kecengan Lina?” jawab Valda yang masih cekikikan melihat sahabatnya yang kesal itu. “itu tuh, yang lagi duduk” jawab Lina sambil menunjuk cowok kecengannya. “Oh yang itu, biasa aja sih” jawab Valda sambil memakan permen yang hampir saja mau jatuh dari mulutnya. “Aduh Valda Valda. Semua aja dibilang biasa. Terus menurut kamu siapa yang paling ganteng? Kamu?” jawab Lina sambil meledek Valda. “Hahaha iya deh gimana kamu aja.”
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. Itu tandanya Valda dan Lina harus segera memasuki kelasnya. Beberapa waktu kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Untuk hari ini, Valda dan Lina tidak langsung pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi, Valda dan Lina ingin mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Sari dan Hana. “Eh, tau gaa? Kecengan Lina sekelas loh sama kita, iya gak han?” kata Sari sambil menyenggolkan pundaknya ke Hana. “Iya loh. Dia juga baik di kelasnya.” Kata Hana. “HAH? APA? SERIUS? Kalian berdua sekelas sama kecengan aku?” jawab Lina shok berat. “Iya seriusan kok Lin.” Kata Sari sambil menganggukan kepalanya ke atas dan ke bawah. “Bagus tuh Lin, jadi kamu bisa nanya-nanya kesaharian cowok kecengan kamu ke Sari dan Hana.” Kata Valda menenangkan Lina yang saat itu masih shok berat. “Iya bener. Mau tau gak siapa namanyaaa?” kata Hana. “Tentu saja mau dong, udah langsung kasih tau aja sama sari.” Lanjut Hana. “Iya siapa namanya? ri” jawab Lina penasaran. “Mau tau aja, mau tau bangeet? Hahahaha” kata Sari “mau tau banget banget banget. Cepetin ih kasi tau namanya siapaaa.” Pinta Lina kesal. “Namanya Dimas.” Kata Sari. “EH, aku pulang duluan yaa, udah di tanyain sama mamah nih kapan pulangnya.” Kata Valda buru-buru. “oh oke hati-hati yaaa” Lina, Sari dan Hana serempak melambaikan tangannya ke Valda. Begitu juga Valda ke sahabat-sahabatnya itu.
Keesokan harinya, Valda dan Lina diajak Sari dan Hana untuk berkenalan denga Dimas di lapangan pada saat sepulang sekolah nanti. Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah pun berbunyi. Valda dan Hana pun langsung bergegas menuju Sari dan Hana di lapangan yang sudah bersama Dimas. “Eh, kalian sudah ada disini. Maaf kalian nungguin lama ya” kata Valda yang sedang ngos-ngosan akibat lari-lari dari kelasnya hingga lapangan. “Iya gak papa kok. Lagian kita juga baru keluar kelas hehehe.” Sahut Sari. “Eh iya, ini nih yang namanya Dimas.” Kata Hana sambil menunjuk ke arah Dimas. Valda dan Lina pun bersalaman dengan Dimas.
Seiring berjalannya waktu, kita berlima semakin lama semakin dekat. Akhirnya kita berlima pun bersahabatan. Kita seneng-seneng bareng, tiada hari tanpa ngumpul di lapangan. Pokoknya “always together whenever” hehehe.
UTS sudah semakin dekat, Valda, Lina, Sari, Hana dan Dimas mempersiapkan untuk UTS tersebut. Akhirnya UTS sedang dijalaninya sekarang. Pada saat UTS, masing-masing kelas dipecah menjadi 2. Yaitu perempuan dipisah dengan laki-laki.
Hari jum’at jam 12 waktu UTS, seharusnya, Valda masuknya jam 1an, tapi Valda berangkat jam 11an, jadi sampai di sekolahnya jam 12an. Sesampainya Valda di sekolah, Valda langsung bergegas kekelasnya. Di depan kelasnya Valda, ada beberapa gerombolan. Mereka pun serempak memanggilku “Valdaaa…” tidak salah lagi, dan tidak lain lagi itu suara sahabat-sahabatku. “Hah? Apaaa? Kalem yaa. Naro tas dulu.” Jawab Valda yang sedang memasuki kelasnya. Sesudahnya menaruh tas di kelas, Valda langsung menghampiri sahabat-sahabatnya yang berada di luar kelasnya.
Sesampainya, Valda duduk di hadapan sahabat-sahabatnya, untuk mengobrol bersama. setelah jum’atan usai, Dimas berjalan melewati kita. Serempak kita langsung menanggilnya “DIMAAAAS…”. “Apaaaa?” kata Dimas bingung. “Nanti ngumpul di depan kelas kamu. Mau ngomongin sesuatu.” Kata Hana. “Oh ya udah sok, aku mau ke kelas dulu.” Jawab Dimas. Iya, Dimas emang selalu dingin terhadap siapapun, termasuk ke sahabat-sahabatnya sendiri.
Sesampai di depan kelasnya Dimas, di situ kami berempat langsung duduk menunggu Dimas. Dimas sedang berada di dalam kelasnya, entah sedang ngapain. Beberapa menit kemudian, Dimas muncul dari kelasnya, dan langsung duduk di hadapan Valda. “Lama banget sih! Ngapain aja di kelas?” Tanya Valda yang sangat kesal karena menunggu Dimas terlalu lama. “Biarin ajaa, hak dong” jawabnya sambil mengeluarkan lidah dari mulutnya. “Ihhh, nyebelin tau gaa!!!” jawab Valda yang pada saat itu kesal berat terhadap Dimas. “Eh… sudah-sudah!! Kalian ini, kalau lagi ngumpul pasti selalu berantem saja.” Kata Hana yang memisahkan Valda dan Dimas yang sedang berantem. “Iya ih kalian teh kenapa ya berantem terus, udah deh baikan aja!” kata Lina yang menenangkan suasana saat itu. “Dasar daa si Valda sama si Dimas mah.” Kata Sari yang dari tadi sedang main HP. “Tuhkan itu semua gara-gara kamu tau gaa. Coba kalau kamu gak kelamaan di kelas? Pasti aku gak akan kesel kayak gini. Dasar nyebelin!” Kata Valda yang masih kesal dengan Dimas. “Kamu tuh yang nyebelin” kata Dimas yang tak mau kalah dari Valda. “Udah atuh kalian jangan gini terus. Kalau kalian gini terus, kapan aku mau ngomongnyaaa?” Kata Hana yang ikut kesal melihat Valda dan Dimas yang sedang berantem. “Tuh kan, si Hana marah.” Kata Dimas, sambil melihat ke Valda, seolah-olah Valda yang membuat Hana kesal. “Kamu tuh gara-garanya!” kata Valda yang lagi lagi tak mau kalah dari Dimas. “Udah dong!” kata Sari yang pada saat itu juga ikutan kesal mendengar mereka berantem. “Sok Hana lanjutin mau ngomong apa.” Kata Lina kepada Hana. “Ehh, mau gaa persahabatan ini kita lanjutin dengan serius?” kata Hana dengan muka yang sangat serius. “Mau sih, tapi kasian cowoknya kalau sendiri. Sedangkan ceweknya ada empat orang. Gimana kalau kita cari satu cowok lagi?” kata Valda yang pada saat itu kesalnya sudah hilang ditelan bumi. “Iya benar. Gimana kalau Dika aja?” Kata Dimas yang setuju dengan pendapat Valda. “Udah, segini aja. Kalau banyak-banyak pasti gak akan bener” Kata Hana yang menolak pendapat Valda. “Ehh, aku punya usul nih. Buat tanda persahabatan kita, gimana kalau kita buat apa gitu. Kayak gelang, topi, atau apapun itu. Gimanaaa?” Kata Sari yang ikut mengusulkan pendapatnya. “Iya benar. Gimana kalau kita buat gelang ajaaa? Soalnya gelang gampang dibuatnya.” Kata Lina.
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. “Ya sudah, kita lanjutin saat sepulang nanti.” Kata Hana. Kita berempat pun langsung lari menuju kelasnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian, bel pulang pun berbunyi teng nong teng nong… Valda dan Lina mencari-cari keberadaan Hana, Sari, dan Dimas. Beberapa saat kemudiaan, Valda melihat Hana, Sari, dan DImaas berkumpul di depan pendopo. Ternyata mereka ada di depan pendopo. Tidak menunggu apapun lagi, Valda dan Lina pun langsung berlari menuju sahabat-sahabatnya.
“Ga kurang lama da engga” kata Dimas sambil mengeluarkan lidahnya ke arah Valda. lagi lagi Dimas ngerusak mood Valda saat itu. “Biarin, kamu protes aja sih. Kenapa emangnya kalau aku lama? Masalah buat kamu?” jawab Valda yang pada saat itu benar-benar kesal terhadap Dimas. Sudah beberapa kali Valda berantem sama Dimas di hadapan sahabat-sahabatnya, dan pada akhirnya Valda ingin keluar dari persahabatan itu. Pada saat itu aku langsung pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Namun Valda dicegah sama Hana, tapi gak tau kenapa ada kekuatan yang sangat dahsyat di pundak Valda hingga akhirnya Valda mendorong Hana sampai jatuh. Valda pun malu dengan sahabat-sahabatnya akhirnya, Valda lari ke temannya untuk mengajak pulang bareng.
Sebenernya, Valda gak kuat sama kelakuan Dimas terhadapnya yang selalu membuat Valda kesal. Jika Valda sedang kesal, biasanya Valda suka marah-marah, atau bisa saja sampai nangis. Pada saat itu Valda nangis, karena Valda benar-benar kesal terhadap dirinya. Valda benar-benar malu terhadap sahabat-sahabatnya karena Valda tau apa yang dilakukan Valda terhadap sahabatnya itu sangat kekanak-kanakan. Tapi, Valda saat itu sedang emosi berat terhadap Dimas.
Sesampainya di rumah, Valda langsung meminta maaf kepada sahabat-sahabatnya itu karena sifat kekanak-kanakanya melalui sms. Akhirnya Valda pun dimaafkan oleh sahabat-sahabatnya. Kecuali Dimas, soalnya Valda gak ngesms ke Dimas. Karena Valda masih kesal kepada Dimas. Perahabatan ini masih berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan. Tapi, seiringnya berjalan waktu, persahabatan ini tidak berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan, kenapa? Karena kita selalu egois dengan emosi kita sendiri.
Beberapa bulan kemudian, persahabatan ini sama saja seperti waktu itu yaitu tidak berjalan selayaknya orang bershabatan. Valda masih saja tak mau minta maaf kepada Dimas. Tapi, Valda bingung sama perasaannya. Di saat Valda bareng-bareng sama Dimas, Valda seneeng banget. Tapi, di saat Valda nyuekin Dimas, Valda ngerasa kalau hidupnya itu sepi tanpa dia. Apakah Valda suka sama Dimas? Valda sendiri bingung apa yang dirasakan olehnya
Akhirnya, Valda gak kuat lagi untuk nyuekin Dimas. Valda pun langsung minta maaf kepada Dimas melalui sms. Valda yang nyuekkin, tapi kok Valda juga ya yang minta maaf? Huh ada ada aja ya Valda :D. Saat Valda minta maaf kepada Dimas… YES! Valda dimaafin sama Dimas. Tapi, Dimas inginnya Valda minta maaf yang kedua kalinya besok di hadapannya langsung.
Keesokan harinyaaa, yaitu hari jum’at. Dimana setiap hari jum’at SMP 34 mengadakan jumsih (jum’at bersih). Sudah kesekian kalinya, Valda bawa ember. Rajin-rajin amat ya Valda. Eh iya Valda kan janji kalau Valda harus minta maaf langsung ke Dimas di depan banyak orang. Ya udah deh dengan terpaksa Valda minta maaf ke Dimas di lapangan yang banyak orang. Kenapa banyak orang di lapang? Karena mereka sedang berbaris di lapang untuk menunggu giliran kelas mereka dipanggil untuk bersih-bersih di kelas yang telah ditentukan. Akhirnya Valda teriak-teriak minta maaf ke Dimas. Kurang malu apa coba ya Valda dikerjain Dimas suruh teriak-teriak minta maaf di depan orang banyak? Huh dasar Valda mau maunya dikerjain Dimas.
Di saat Valda minta maaf ke Dimas, ternyata Lina, Sari, dan Hana ngeliatin dan mendengar semua perkataan Valda. “Cieee Valdaa…” Serempak mereka bertiga menyoraki Valda. “Hah? Apaan sih? Dimas mah kan Lina?” kata Valda menutupi rasa malunya itu. “Apaan Val? Kenapa jadi ke aku?” kata Lina yang masih malu karena Dimas tau kalau Lina menyukainya. “Apaan sih Val? Gak jelas deh” kata Dimas yang sambil tertawa melihat muka Lina yang memerah. Perbincangan itu terus dilakukan dengan mereka, dan sampai mereka terpisah karena kelas mereka satu-persatu sudah dipanggil untuk melakukan jumsih.
Beberapa jam, hari, bulan, mereka sudah jarang untuk berkomunikasi, ataupun berkumpul bersama. Lina, yang tadinya suka dengan Dimas, jadi tidak suka lagi dengan Dimas, karena Dimas selalu memperbesar-besarkan permasalahan yang tidak harus di besar-besarkan. Oleh sebab itu, Lina tidak suka dengan sikapnya. Valda? Masih bingung tuh sama perasaannya. Kayaknya sih suka? Tapi, ntahlah. SKIP GA USAH DI BAHAS! Terus, Lina dan Valda, sedikit demi sedikit menjauh dengan Dimas, Sari dan Hana. Mereka mulai menjauh, karena mereka sibuk dengan tugas sekolahnya masing-masing. Karena mereka berbeda kelas, jadi mereka melakukan hari-harinya dengan teman sekelas mereka sendiri. Tetapi, Valda selalu SMSan dengan Dimas, walaupun dengan hubungan sahabat lainnya tidak terlalu baik.
Beberapa waktu yang cukup lama, yaitu 3 hari sebelum UKK, kita mendapatkan kartu peserta. Kecuali Dimas, Dimas tidak mendapatkan kartu peserta, karena Dimas tidak masuk sekolah. Waktu itu, Lina nge-SMS ke Dimas “Kasian deh yang gak masuk, jadi gak dapet kartu peserta” kata Lina yang memanas-manaskan Dimas. “Biarin aja atuh, aku ini yang gak dapet kartu peserta, kenapa kamu yang ribet?” Dimas pun membalasnya penuh dengan kekesalan. Disitulah Lina dan Dimas mulai berantem. Entah kenapa Valda yang tidak tahu apa-apa dicuekin juga dengan Dimas. Akhirnya Valda bertanya kepada Dimas melalu SMS. “Hey, maaf aku punya salah apa ya ke kamu? Sampai aku dicuekin?” kata Valda penuh penasaran. “AKU GAK SUKA LINA.” Kata Dimas yang kesal melihat SMS dari Valda. “Kamu yang gak suka Lina, kenapa aku juga yang dicuekin? Lina, Lina. Valda, Valda. jangan sama-samain aku sama Lina. Marah sama Lina, marah aja. Gak usah marah juga sama aku.” Jawab Valda yang sangat kesal karena Dimas terlalu membesar-besarkan masalah. “SOALNYA KAMU SAHABATNYA Lina.” Jawab Dimas yang masih kesal dengan Lina. Valda pun kaget saat membaca SMS tersebut. Ternyata Dimas sudah berubah. Tidak seperti dulu saat pertama kenal. Sari dan Hana pun sempet dicuekin dengan Dimas. Tapi, karena mereka sekelas, jadi mereka tidak terlalu lama di cuekin Dimas.
Bagaimana dengan Valda dan Lina?
Valda dan Lina, tetap dicuekin, hingga kita kenaikan kelas. Pada saat itulah persahabatan kita berakhir yang entah permasalahannya apa. Mungkin hanya kesalah pahaman di antara satu dengan lainnya, sampai kita tidak bisa bersatu lagi. Di kelas 8 Valda tidak sekelas dengan Lina, Sari, Hana, dan Dimas. Karena persahabatan ini sudah berakhir, di kelas 8 mereka seperti tidak mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka melakukan hari-harinya dengan teman baru mere
ka. Sepi rasanya ketika sahabat yang menjadi sandaran jiwa, pergi meninggalkan kita. akan ada pula rasa kehilangan tatkala dia tidak mau mengenal dan berelasi lagi dengan kita. Bahkan terasa pahit saat sahabat yang dulu baik bagaikan malaikat, kini menjelma menjadi seorang yang tidak berperasaan. Tapi apakah masih bisa dinamakan sahabat? Walaupun mereka menganggap persahabatan ini sudah tidak akan pernah bersatu lagi, tapi ini semua Valda anggap pengalaman yang sangat seru, dan tak akan pernah Valda lupa sama ini semua. Makasih buat Lina, Sari, Hana, dan Dimas yang pernah jadi sahabat Valda dulu. Kata-kata “always together whenever”, akan Valda raih lagi. Nanti. Disaat Valda bertemu dengan sahabat sejatinya.
- Selesai -
Amanat yang disampaikan: Jangan pernah memperbesar-besarkan masalah, yang tidak harus di besar – besarkan. Dan selesaikan masalah itu dengan baik. Jangan menunda sampai akhirnya membuat masalah yang tidak harus dibesar-besarkan itu menjadi sebuah pertengkaran atau menjadi permusuhan.

Cerpen Karangan: Merly Afisania Novalda
Facebook: Merly Afisania Novalda
Copas:http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/sahabat-6.html
Sahabat itu harus saling memahami satu sama lain.

Senin, 20 Oktober 2014

Ketika Sahabat jadi Cinta

Dina Bergegas menyetater motor kesayanganya untuk segera melaju ke rumah Reno, sahabat dekatnya sedari duduk di bangku SD. Ia Berencana melakukan belajar Fisika bareng di rumah Reno. Belajar bersama dengan Reno merupakan kebiasaan Dina Sejak duduk di bangku SMP dan kebiasaan itu awet hingga mereka kelas XII. Memang Reno termasuk anak yang cukup cerdas dalam bidang fisika di kelasnya.

Pada saat belajar bersama itu mereka juga ngobrol banyak hal tentang hal yang lagi ngetrend di kalangan anak muda, berita berita tentang ranah politik, sampai ngegosip tentang temen temen satu sekolahan, tak luput dari perbincangan mereka. Tapi sayangnya mereka berdua tak pernah membicarakan tentang yang namanya cinta. Bagi Dina dan Reno Cinta bisa dicari sesudah kita mencapai kesuksesan, cinta menurut mereka berdua juga termasuk hal yang dapat mengganggu pendidikan mereka nantinya. Mereka berdua juga sedang bersiap siap menghadapi ujian nasional yang sudah di depan mata.

“Din, kamu pernah ngerasain cinta?” tanya Reno di sela sela waktu belajar bareng mereka
“Emmm.. Belum tuh..” kata Dina santai.

Dalam hati Dina heran mengapa reno bertanya seperti itu, padahal selama mereka bersahabat Reno tak pernah bertanya apapun yang berhubungan dengan cinta.

“Jadi, kamu belum pernah ngerasain gimana rasanya cinta pada pamdangan pertama dong?”
“Hahahaha kenapa sih kamu Ren? jatuh cinta yah?”
“kamu gimana sih Din, Ditanya malah balik nanya, pake ketawa lagi”
“Udah deh sekarang bukan waktunya mikirin cinta, cinta dan cinta, belajar aja dulu buat ngadepin UN”
Reno hanya menanggapi ucapan Dina dengan senyum simpulnya

Sejak Dari SMP Reno udah ada rasa kepada Dina, yang sejak SD sudah jadi sohib sejatinya, tapi ia tak pernah mengutarakanya kepada dina, ia takut jika ia mengatakan yang sebenarnya itu bisa merusak persahabatanya yang dibangun sejak mereka masih ingusan. Reno juga tau bahwa prioritas utama Dina adalah menjadi orang sukses di kemudian hari. Dina juga tak pernah kepikiran mau pacaran, menurutnya itu hanya dapat menghambat sekolahnya. Maka dari itu sampai sekarangpun Reno tak berani mengutarakan rasa cintanya kepada Dina da hanya mencintai Dina sebatas dalam diam.

“Din, kenapa akhir akhir ini kamu sering muncul di pikiranku, bahkan mimpiku?” kata reno bicara sendiri

“Kenapa rasa ini terus saja bertambah, padahal aku berusaha tidak menghiraukan rasa ini, dan lebih mementingkan pelajaranku dibanding rasa cinta ini padamu? tapi, kenapa semakin aku berusaha menghilangkan rasa sayang ini, bayanganmu semakin kuat di benakku? apa kamu merasakan hal yang saat ini ku rasakan? aku takut rasa cinta ini nantinya membuat persahabatan kita hancur”

Malam itu ia tak bisa tidur, Reno terus terbayang oleh wajah cantik Dina.

Ujian Yang ditunggu tunggu pun tiba, 3 minggu sebelum ujian berlangsung, mereka sering belajar bersama, tak jarang mereka juga saling memotivasi satu sama lain. Seiring seringnya ia Reno bertemu, tak tau kenapa cinta itu juga semakin kuat, tak bisa ia hilangakan, tapi Reno tetap menomor dua kan perasaanya itu. Ia juga yakin pasti ada waktu yang pas untuk mengutarakan perihal perasaannya terhadap Dina. Toh kalau jodoh nggak akan kemana mana kan?

“Makasih reno, atas ilmu yang kamu ajarkan sama aku, juga motivasi motivasimu” Kata Dina girang
“hahahaha iya iya sama sama, terimakasih juga udah ngajarin aku. syukur alhamdulillah ya din, kita lulus ama nilai yang memuaskan” Kata Reno tak kalah Girang
“iya iya.. duuuh.. emang kamu sahabat terbaikku” kata dina, seraya mendaratkan pelukan manis di tubuh Reno
Sontak Reno terkaget kaget dengan apa yang Dina lakukan.

“Aku sayang kamu lebih dari sahabat din, aku cinta padamu, apa kamu tak merasakan itu semua?” dalam hati Reno Berkata.

Tiba tiba Hp Reno berbunyi, ternyata Dina yang menelponya. Ia mengajak Reno ke perpustakaan kota untuk mencari sebuah buku, Reno pun meng iyakan ajakan Dina.

Di tengah diskusi mereka tentang suatu hal yang dimuat dalam buku yang diambil Dina, Reno tak henti hentinya memandang muka Dina yang kelihatan manis itu.

“Dina, aku mau ngomong sama kamu” kata Reno
“iya, ngomong aja, emang mau ngomong apaan?” sahut Dina Santai
“Aku sayang kamu dari SMP, tapi maaf aku baru bilang sekarang. Mau nggak kamu jadi pacar aku?” kata kata itu pun keluar dari mulut Reno.
“Jangan bercanda ah..” Dina membalas
“Enggak aku nggak bercanda, ini serius. Gimana kamu mau?”

Suasana pun mendadak hening

“Sebenernya aku juga sayang sama kamu dari dulu, dan iya.. aku mau jadi pacar kamu”. Jawab Dina malu malu
“Tapi.. maaf sebelumnya aku nggak ngasih tau tentang hal ini. aku 5 hari lagi mau berangkat ke Australia. Aku keterima kuliah disana” Lanjut Dina

Wajah Reno mendadak kaget

“Syukur dong kalo gitu, itu kan salah satu impian kamu. Kalau Urusan hubungan kita, jangan khawatir aku selalu jaga sayang ini, dan akan selalu nunggu kamu sampai kamu pulang nanti”
“Terimakasih ya pengertianya no, aku juga akan jaga sayang aku ke kamu, walaupun dalam kejauhan”

TAMAT


Cerpen Karangan: M. Hazbulloh Santoso
Facebook: Hazbullah Santoso
Twitter: @habiie7
Blog: http://habiofficialblog.blogspot.com/

Minggu, 19 Oktober 2014

Misteri Pohon Duren

“Da..ri musim duren hingga musim rambutan tak juga aku dapatkan” ujar Egi, sambil memainkan ukulelenya.
“Aggh.. suara lo itu ngeganggu konsen belajar gue tau gak?” ujar Adriyan sambil memegang buku Sejarah yang tebal.
“Idih.. gaya-gayaan pake belajar segala, emang lo lagi belajar apaan sih, dari tadi serius amat?” tanya Egi kepada Adriyan.
“Eh.. kunyuk, lo gak liat apa dari tadi gue megang buku sejarah” ujar Adriyan dengan wajah yang kesal.
“Yaelah Sejarah aja pake dipelajarin, eh.. iyan gue bilangin ke elo ya, yang namanya sejarah itu adalah sebuah masa lalu, dan masa lalu itu biarlah berlalu, gak usah kita inget-inget lagi, jadi ngapain juga sih lo belajar sejarah yang hanya sebuah masa lalu itu?” ujar Egi menjelaskan.
“Bener.. juga ya kata lu” ujar Adriyan sambil manggut-manggut.
“Siapa dulu Egi gitu lho.. udah ah, gue mau nyanyi lagi, da..ri musim duren…”
Dan nyanyian Egi pun terhenti, lantaran tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.
“Woi..” ujar seorang wanita kepada Egi.
“Yaellah Rena, ngagetin aja sih, gak liat apa orang lagi latihan vokal” jawab Egi ketus.
“Ah.. gaya-gayaan banget sih lu, pake latihan vokal segala. Eh.. ngomong-ngomong soal duren, kok gue jadi ngidam duren ya, apa.. lagi duren di pohon deket salon Susi” ujar Rena kepada Egi dan Adriyan.
“Iddih.. udah kayak ibu-ibu hamil aja lu, pake ngidam segala…” jawab Adriyan.
“Ih.. iyan, gue serius juga, tau gak lo pas gue berangkat ngelewatin pohon duren itu, aroma durennya itu wa..ngi banget, nah.. makannya itu gue mendadak ngidam duren, eh.. ngomong-ngomong nanti pas pulang sekolah kita ambil duren dari pohon itu yuk!” ajak Rena kepada Egi dan Adriyan.
“Ogah.. ah.. gue kagak berani kalo ngambil duren dari pohon itu,” ujar Egi.
“Sama.. gue juga kagak berani deh” sambung Adriyan.
“Ih.. lu berdua kenapa sih, kok gak berani? atau jangan-jangan elo berdua gak bisa manjat ya..?” ujar Rena yang meremehkan keberanian Adriyan dan Egi.
“Dih.. bukannya kita gak bisa manjat Ren.. tapi pohon duren deket salon Bu Susi itu udah mulai angker, ya gak Gi?” ujar Adriyan.
“Youman coy” sambung Egi.
“Lho, angker kenapa?” tanya Rena.
“Nih.. ya gue ceritain, seminggu sebelum kepindahan elo di RT kita, salah satu warga di RT kita sempet ada yang ngambil duren di pohon itu, kabar-kabarnya sih.. pas dia udah di atas pohon itu, dia ngedenger suara cewek yang lagi ketawa, dan elo tau apa yang dia liat pas dia nengok ke atas, dia ngeliat cewek pake baju putih sambil ngelempar duren ke arah orang itu, nah.. semenjak kejadian itu deh, warga di RT tempat kita tinggal, udah gak ada yang berani buat ngambil duren di pohon angker itu, bahkan Ketua RT tempat kita tinggal juga gak berani tuh, untuk ngambil duren di pohon itu” ujar Adriyan menjelaskan.
“Nah.. terus nasib orang itu gimana donk?” tanya Rena kembali.
“Ya, untungnya sih.. orang itu masih selamet, cuman tangannya doank yang patah, tapi semenjak kejadian itu, orang itu malah pindah rumah..” sambung Egi menjelaskan.
“Oh.. gitu.. eh, tapi cewek pake baju putih siapa ya?” tanya Rena sambil sedang berfikir.
“Yah.. pake nanya lagi, ya siapa lagi kalo bukan..” ujar Egi sambil menatap Adrian.
“KUNTILANAK..” ujar Egi dan Adrian sambil mengaketkan Rena.
“Aghhhh…” dan Rena pun berteriak karena dikagetkan oleh Adriyan dan Egi.
“Ih, rese banget sih lo berdua” ujar Rena dengan wajah yang kesal.
Adrian dan Egi pun tertawa terbahak-bahak melihat Ekspresi Rena yang kaget, namun tawa mereka pun harus terhenti, lantaran Pak Toro, guru Sejarah mereka sudah masuk.
2 jam berlalu, akhirnya pelajaran Pak Toro pun berganti dengan suara bel istirahat. Seperti bisanya, Adrian, Egi dan Rena pun pergi ke kantin bersama. Namun, saat mereka berada di kantin, Rena masih saja memikirkan sosok wanita yang ada di pohon duren itu.
“Eh guys.. gue itu masih kepikiran tau gak, sama sosok cewek yang ada di pohon duren yang kata lo berdua angker itu” ungkap Rena kepada Egi dan Adriyan.
“Yaelah.. masih penasaran juga lagi nih anak, kan gue udah bilang kalo sosok cewek di pohon angker itu ya kuntilanak, kalo bukan kuntilanak emang siapa lagi coba, ya gak Egi?” ujar Adriyan sambil mengunyah gorengan.
“Yoi bro, lagian nih ya.. gue juga pernah tuh, ngedenger ketawa cewek gitu, pas motor gue lagi mogok di depan pohon angker itu, padahal gak ada cewek sama sekali di tempat itu, dan semenjak gue ngedenger ketawa itu, gue jadi makin yakin banget kalo suara itu adalah suara kuntilanak” ungkap Egi sambil mengunyah permen karet.
“Ehmm.. tapi gue masih gak percaya kalo itu kuntilanak, sekarang lo berdua mikir deh, masa iya sih ada kuntilanak yang bisa ngelempar duren?” ujar Rena yang masih penasaran.
“Iya juga ya, emang gak masuk akal banget sih?” ujar Adriyan.
“Ya kan gak masuk akal banget? nih.. ya, gue punya ide, gimana kalo malem ini, kita ambil duren di pohon itu, dan kita buktiin kalo sebenernya gak ada kuntilanak di pohon itu?” pinta Rena kepada Adriyan dan Egi.
Mendengar Perkataan Rena, Egi dan Adriyan pun hanya bisa terdiam sambil mengunyah makanan yang ada di mulut mereka.
“Ih.. lo berdua kenapa pada diem sih? oh.. iya ya, gue lupa kalo lu berdua kan penakut, mana berani lu berdua malem-malem ke pohon angker itu, ya kan?” ujar Rena yang meremehkan keberanian Egi dan Adriyan.
“Engg.. kita itu bukannya penakut Ren.. tapi lo tau sendiri kan kalo perjaka tinting itu gak boleh keluar malem-malem, ya gak Iyan?” ujar Egi sambil menyenggol sikut Adriyan yang dari tadi asyik mengunyah gorengan.
“Oh.. iya-iya, yoi banget tuh yang dibilangin Egi” sambung Adriyan.
“Yaelah.. gak usah kebanyakan alasan deh lo berdua, gue gak mau tau ya, gue tunggu lo berdua jam 7 malem di pos ronda, pokoknya persahabatan kita putus kalo sampe lo berdua gak dateng” ancam Rena kepada Adriyan dan Egi.
Tepat jam 7 malam Rena sudah berada di pos ronda, namun Adriyan dan Egi pun belum juga menampakkan diri mereka, akhirnya Rena pun mempunyai inisiatif untuk menelpon Adrian, tapi belum sempat Rena menelefon Adriyan, tiba-tiba saja ada seorang bapak-bapak menghampiri Rena.
“Assalamualaikum nak Rena, lho nak Rena ngapain disini sendirian?” sapa bapak-bapak tersebut kepada Rena.
“Eh.. pak RT, waalaikumsalam pak, engg.. saya lagi nunggu Egi sama Adriyan” ujar Rena.
“Oh… gitu, Yaudah saya tinggal pergi gak apa apakan? soalnya saya mau ke salon Bu Susi buat keramasan” ujar Pak Rt kepada Rena.
“Oh.. ya udah gak apa-apa kok pak, kayaknya bentar lagi Egi sama Adriyan juga mau dateng” jawab Rena.
“Ya sudah kalo begitu saya duluan ya” ujar Pak RT sambil menaiki sepeda ontelnya.
“Iya pak..” ujar Rena.
Usai Pak RT pergi, akhirnya Egi dan Adrian datang dan menghampiri Rena
“Aduh.. lo berdua lama banget sih datengnya, liat ni tangan gue bentol-bentol gara-gara digigitin nyamuk,” ujar Rena sambil menunjukan tangannya
“Aah.. sori deh, kan kita nyiapin ini dulu buat penangkal setan” ujar Egi sambil menunjukkan kalung bawang putih yang ada di lehernya.
“Udah jam setengah delapan nih, yuk ah.. kita ke pohon itu” ujar Adriyan sambil menaiki sepeda fixinya.
Akhirnya Adriyan, Egi dan Rena pun pergi dengan sepeda fixi mereka. Sesampainya mereka di pohon itu, mereka sepakat untuk melakukan hompimpa terlebih dahulu agar bisa menentukan siapa yang akan memanjat pohon angker tersebut. Setelah mereka melakukan hompimpa, ternyata Adriyan lah, yang akan memanjat pohon angker tersebut.
“Nah.. Adriyan sekarang cepetan elu panjat itu pohon angker” ujar Egi dengan wajah yang sumringah.
“Iye.. ini juga gue mau manjat” ujar Adriyan sambil mulai untuk memanjat pohon duren tersebut.
Akhirnya Adriyan pun memberanikan diri untuk memanjat pohon tersebut, namun saat Adriyan sudah sampai di atas pohon tersebut, Adriyan malah justru berteriak.
“AGHGHHHGHH…” teriak Adriyan.
GUBRAK dan Adrian pun terjatuh dari pohon
“Waduh.. iyan lo kenape? Lo gigit kuntilanak ya?” tanya Egi dengan wajah yang panik.
“Apaan sih lo gi, Iyan lo gak kenapa-kenapa kan?” tanya Rena kepada Adrian.
“I.. iya gue gak kenapa-kenapa kok,” ujar Adrian sambil memegang kepalanya
“Ya.. terus pas diatas lo liat apaan?” tanya Rena penasaran.
“Pas.. di atas gue liat cewek pake baju putih terus rambutnya berantakan gitu, oh ya sama satu lagi, gue inget banget kalo di mukanya itu ada bekas lukanya” ujar Adriyan menjelaskan.
“Tuh.. kan Ren, udah kebukti kan, kalo sosok cewek di pohon ini yah kuntilanak, ya udah yuk.. kita cabut aja, daripada nanti kita digigit ama tuh kuntilanak gara-gara kita udah ngeganggu dia” ujar Egi yang dari tadi masih panik.
“Tunggu dulu deh.. kayaknya gue sebelumnya pernah ketemu deh sama cewek yang ada di pohon ini, tapi dimana ya?” ujar Adriyan sambil mengingat.
“Oh.. iya, gue baru inget” ujar Adriyan lagi.
“Lo inget apaan?” tanya Rena kembali.
“Lo emang bener Ren, ternyata cewek itu emang bukan kuntilanak, gue baru inget kalo cewek itu adalah orang gila yang 2 minggu lalu ngejar-ngejar gue,” ujar Adriyan.
“Tapi lo beneran yakin kalo cewek itu adalah orang gila yang pernah ngejar-ngejar lo?” tanya Rena memastikan.
“Iya Ren.. gue itu yakin banget kalo cewek itu adalah orang gila yang 2 minggu lalu ngejar-ngejar gue, nih ya.. gue inget banget kalo orang gila yang pernah ngejar-ngejar gue itu, juga punya bekas luka yang persis banget sama kayag cewek di atas pohon ini” ujar Adriyan sambil menunjuk ke arah pohon duren tersebut
“Ya udah.. gimana kalo gue sama lo laporin semua masalah ini ke pak RT, kebetulan pak RT lagi ada di salon Bu Susi, jadi kita gak usah jauh-jauh ke rumahnya” ujar Rena.
“Iya.. iya lo bener banget, kita memang harus ngelaporin semuan masalah ini ke pak RT, ya udah yuk” ujar Adriyan sambil beranjak berdiri.
“ya udah yuk” sambung Egi.
“Eh.. yang ngajakin lo untuk ikut siapa? gue kan ngajaknya cuman Adriyan doang” ujar Rena sambil beranjak berdiri juga.
“Yah terus kalo gue gak ikut, gue ngapain dong?” tanya Egi dengan wajah yang bingung.
“Yah… lo tetep disini lah, oh.. ya sekalian juga lo turunin cewek itu ya, kan kasian gi, dia di atas pohon itu mulu” jawab Rena.
“Bener tuh yang dibilangin Rena, lo harus tetep disini, lagian kan tadi gue udah manjat gi, jadi sekarang giliran lo lah…” sambung Adriyan.
“Wah… lo berdua emang parah banget, masa lo tega sih ninggalin gue sendirian disini..” ujar Egi dengan wajah yang hampir mau menangis.
“Tenang gi, cewek itu gak bakal ngegigit kok, kan dia bukan kuntilanak, ya gak yan?” jawab Rena.
“Yoman.. ya udah yuk kita langsung ke salon Bu Susi” sambung Adriyan.
Akhirnya Adriyan dan Rena pun meninggalkan Egi, dan sesampainya mereka di salon Bu Susi, mereka pun langsung menemui pak RT dan menceritakan semuanya kepada pak RT. Dan setelah mendengar penjelasan Rena dan Adriyan, pak RT pun meminta kepada mereka untuk membuktikan semua omongan mereka. Tanpa bicara panjang lebar, Adriyan dan Rena pun langsung mengajak pak RT untuk ikut dengan mereka ke pohon Duren tersebut, agar bisa melihat kejadian yang sebenarnya.
“Aduh.. lo berdua lama banget sih datengnya, lo gak tau apa kalo nurunin cewek gila ini susahnya minta ampun” ujar Egi kesal.
“Yaelah nurunin orang gila aja pake ngompol segala, lo bener-bener payah gi..” ujar Rena kepada Egi.
“Tuh.. kan pak dia bukan kuntilanak, liat aja tuh dari tadi dia melukin Egi mulu” ujar Adriyan.
“Yah.. ya.. nak Adriyan dan nak Rena memang benar, dia memang bukan kuntilanak seperti yang saya kira selama ini, nah.. kalo begitu saya minta maaf atas ketidakpercayaan saya, dan saya juga ucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Nak Adriyan dan nak Rena, berkat keberanian kalian berdua akhirnya misteri pohon duren ini terpecahkan juga, dan akhirnya juga duren-duren di pohon ini bisa dinikmati kembali oleh semua warga di RT sini” ungkap Pak RT
“Yah.. sama-sama kok pak” ujar Rena dan Adriyan bersamaan.
“Kok yang diucapin cuman Adriyan sama Rena doang sih, saya juga ngebantuin kali pak, gak ngeliat apa saya sampe ngompol begini cuman gara-gara nurunin kuntilanak jadi-jadian ini doang” ujar Egi dengan kesal.
“Oh.. ya saya lupa, iya.. saya ucapkan terimakasih juga yang sebesar-besarnya kepada nak Egi” ujar pak RT.
“Yah.. udah telat kali pak” ujar Egi ketus.
“Ayang bebb kok marah sieh…” ujar cewek gila tersebut sambil mencium Egi..
“hahahahaha…” Adriyan, Rena, dan Pak RT pun tertawa

Cerpen Karangan: Nola Dewanti
Copas: www.salahmencet.blogspot.com

Sabtu, 18 Oktober 2014

Petaka Main Petak Umpet (Petualangan ke Alam Lain)

Suasana rumahku seperti biasa sepi jika mama papa belum pulang kerja.. Tak seperti biasanya sedari tadi adik ku sangat rewel dia ingin main tapi aku sangat sibuk dengan tugas sekolahku.
“Dik sampai kapan kau akan menangis?” kataku kesal dengan suara bisingnya
“Sampai kau ingin bermain denganku” pintanya
“Tapi aku sibuk dengan tugasku, aku akan menemanimu bermain setelah tugasku selesai” kataku
“Ok, kau harus menepati janji itu Angga”
“Iya aku mengerti Sarah, sudah kau jangan menangis lagi aku tak bisa berkonsentrasi”
30 menit berlalu kini aku telah menyelesaikan tugasku, Sarah pun menghampiriku
“Bagaimana dengan tugasmu, apa sudah selesai” tanya Sarah
“Ya sudah selesai, sekarang kau ingin bermain apa?” tanyaku padanya
“Petak umpet, bagaimana apa kau bersedia?” tanyanya
“Apa!! Apa kau sudah gila ini sudah malam bagaimana kalo ada sesuatu yang terjadi padamu atau padaku” kataku membentaknya
“Ahh pecundang kau Angga, aku yakin tak akan ada yang terjadi dengan kita” jawabnya
“Aku tak ingin main itu lebih baik aku bermain barbie dari pada aku harus main petak umpet di malam hari apa lagi ini malam jum’at” kataku menakutinya
“Apa kau masih percaya tahayul seperti itu Angga ini sudah jaman internet tapi kau masih saja mempercayai hal-hal mistis seperti itu” katanya menyindirku
“Apa kau tak ingat kejadian yang terjadi dengan om ivan dan tante Luna 2 tahun yang lalu” kataku
“Kecelakaan mobil itu? Angga itu kecelakaan mobil akibat kelalaian om Ivan yang sedang mengantuk dan menabrak pembatas jalan” jawab Sarah tak mau kalah
“Iya tapi sebelumnya mereka memasuki rumah yang katanya angker dan mengambil salah satu barang dari rumah tersebut Sarah, apa kau tak berpikir bahwa penghuni rumah tersebut mengikuti mereka?”
“Sudahlah Angga stop membahas itu lagi aku muak dengan kisah seperti itu, aku tau kau itu sebenarnya takut kan” kata Sarah dengan nada sinis
“Aku tak takut tapi aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kita Sarah”
“Angga sudahlah jika kau tak ingin bermain aku juga tak masalah sekarang aku tau seberapa pengecutnya dirimu Angga”
“Stop memanggilku pengecut Sarah aku bukan seorang pengecut, kau harus tau itu” kataku membentaknya
“Buktikanlah kalau memang kau bukan pengecut”
“Apa kita harus main petak umpet?”
“Ya Angga”
“Oke, aku menerima tantanganmu Sarah” kataku sambil menatapnya tajam
“Baiklah aku yang jaga, kau yang sembunyi terserah kau mau bersembunyi dimana kecuali kamar mandi” katanya
“Oke, kau hitung sampai 20” kataku menengaskan
“Baiklah”
Aku memilih bersembunyi di balik kursi ruang tamu, keadaan disana remang-remang karena hanya mendapat cahaya dari lampu depan tak seperti di ruang keluarga yang terang, Sarah mencariku dia tak menyadari aku ada di balik kursi walau dia mondar-mandir di sekitar ruang tamu.
“Angga dimana kau?” tanyanya aku tak menjawab tapi dia berjalan ke arah dapur “Jadi kau di dapur Angga, tunggu aku aku akan menemukanmu.”
“Apa yang Sarah bicarakan jelas-jelas aku dan ragaku ada di balik kursi ini tapi mengapa dia mecariku di dapur bukankah tadi aku tak menjawab” kataku bingung sedangkan bulu kudukku merinding
“Kalian dimana?” tanya mama yang baru membuka pintu aku keluar dari persembunyianku
“Aku disini mah?” kataku
“Apa yang kau lakukan disitu nak?
“Aku dan sarah sedang main petak umpet ma, di mana papa?” tanyaku
“Sedang memasukkan mobil ke dalam garasi” kata mama
“Mama sudah pulang” kata Sarah mengagetkan
“Iya” jawab mama meninggalkan kami berdua
“Angga bukannya kau bersembunyi di dapur?” tanya Sarah
“Tidak sedari tadi aku bersembunyi di balik kursi itu” kataku sambil menujuk kursi tersebut
“Apa yang kau bicarakan Angga apa kau ingin menakutiku, jelas-jelas aku mendengar suaramu di dapur Angga aku bukan anak kecil Angga”
“Sarah aku dari tadi bersembunyi di balik kursi itu, dan aku juga melihatmu mondar-mandir di sini tapi tiba-tiba kau berjalan menuju dapur aku juga heran mengapa kau pergi ke dapur” kataku meyakinkan Sarah
“Apa yang kau bicarakan? Dengan jelas aku mendengar suaramu dari arah dapur” katanya
“Sedang apa kalian, ayo kita makan malam” kata papa mencairkan suasana
Setelah selesai makan aku dan Sarah bergegas menuju kamar msing-masing
“Ingat Angga permainan kita belum berakhir” kata sarah membuatku merinding tapi aku tak menghiraukan ucapanya
Suasana sekolah hari ini cukup ramai aku berjalan menuu ruang kelasku di sana sudah ada Bobi, Maya dan Gissela tampaknya mereka sedang mengobrol tapi entah apa yang mereka bicarakan.
“Hay Angga, mengapa mukamu sangat lesu?” tanya Maya
“Gak papa hanya sedikit lelah” jawabku sambil meletakkan tas ku di meja
“Oh gitu” lanjut Maya
“Apa yang kau mainkan tadi malam Angga” tanya Gissela dengan kemisteriusannya
“Main? Apa yang kau bicarakan?” tanyaku bingung
“Aku tau tadi malam kau bermain sebuah permainan yang membuatmu” kata Gissela
“Membuatku apa?” tanyaku penasaran
“Diikuti sosok makhluk dunia lain, Katakan padaku apa yang kau mainkan semalam” lanjut Gissel
“Aku bermain petak umpet bersama adikku” jawabku
“Angga apa kau sakit berani bermain petak umpet di malam jum’at?” Tukas Bobi
“Itu karena adikku yang terus menerus menangis, dan dia mengatakan aku pengecut bagaimana aku tidak mengiyakan kemauaannya” kataku menjelaskan
“Angga kan sudah pernah ku bilang jangan pernah bermain sesuatu yang aneh pada malam jum’at, dan apa yang terjadi dengan adikmu?” kata Gissel
“Aku mengingat semua itu tapi adikku memaksaku aku juga sudah bilang kalau malam ini malam jum’at tapi dia sangat cuek bahkan aku menceritakan kejadian yang Om Ivan dan Tante Luna alami, tapi dia tetap tak mempercayainya dan ingin bermain” kataku
“Kau diikuti makhluk itu kan?” tanya Gissela
“Mungkin, aku juga dari tadi malam merasakan kehadiran mereka” jawabku
“Kau tau sebenarnya aku ragu bisa menyelesaikan masalah ini” tambah Gissela
“Ayolah bantu aku aku tak ingin seperti ini” kataku
“Oke, nanti malam kami akan menginap di rumahmu, bagaimana?” tanya Gissela
“Oke” jawab Bobi
“Tapi apa kalian yakin Ayahku akan mengizinkannya” kata maya
“Bilang saja kau menginap di rumahku” kata Gissela
“Oke” jawab Maya
“Oke, kalian akan datang jam berapa?” tanyaku
“5” jawab Gissela
“Ya, aku kan menunggu” kataku lagi
“Angga ingat ini jangan bermain sebelum kita datang” tutur Gissela
“Iya” kataku yang diselingi bel masuk
Aku Angga Ramadan seorang anak normal tapi dikaruniai kemampuan khusus aku bisa merasakan kehadiran makhluk gaib di sisiku, aku juga bisa melenyapkan mereka. Gissela adalah seorang anak yang mempunyai kemampuan khusus yang bisa melihat makhluk yang tak dapat dilihat manusia biasa dan dia sangatlah misterius. Bobi seorang anak yang memiliki kemampuan khusus juga dia bisa melihat kejadiaan yang akan terjadi di masa depan. Maya juga memiliki kemampuan khusus tapi dia hanya bisa mendengar suara-suara aneh saja. Dan Sarah adikku akhir-akhir ini dia sangatlah aneh entah apa yang sedang merasukinya aku merasakan itu.
Sore ini kotaku hujan besar sudah jam 5 tapi mereka belum juga datang kemungkinan mereka tak akan datang, Aku menunggu di depan beberapa menit hingga suara klakson mobil membuyarkan lamunanku.
“Angga buka pagarnya” teriak Bobi
“Iya” kataku berjalan ke arah mereka “Masuklah” lanjutku
“Dimana adikmu?” tanya Maya
“Dalam, dia sedang bermain di halaman belakang” kataku
“Oke, kita harus memainkan permainan itu lagi” kata Gissela
“Baiklah” kataku, Bobi dan Maya
“Panggilah adikmu” kata Gissela
“Iya, kalian masuk dulu” pintaku
Aku mencari adikku di halaman belakang
“Sarah” panggilku
“Ya ada apa?” tanyanya
“Apa kau mau melanjutkan permainan kita yang kemarin” tanyaku
“Iya, tapi ada apa dengan dirimu hari ini mengapa kau yang mengajakku?” tanyanya bingung
“Sudahlah kau jangan banyak bertanya, aku juga membawa teman-temanku katanya mereka ingin ikut bermain” kataku
“Baiklah” kata Sarah
“Ayo kita ke depan” ajakku
Di ruang tamu Bobi Gissela dan Maya sedang membicarakan sesuatu
“Sarah ini teman-temanku, yang ini Bobi, Maya dan Gissela” kataku memperkenalkan mereka
“Aku Sarah, sedang berkenalan dengan kalian” kata Sarah
“Sarah tadi kau sedang bermain dengan siapa?” tanya Gissela
“Dengan temanku, dia cantik dan baik” kata Sarah
“Temanmu dari mana dari tadi aku tak melihtnya Sarah” kataku
“Sudahlah Angga jangan kau banyak tanya” kata Gissela
“Ayo kita main, aku yang akan berjaga” kata Sarah
“Baiklah” kata kami berempat
“Sekarang kau hitung sampai 20” kata Bobi
Bermain petak umpet diselingi hujan dan petir menambah suasana seram. Kami semua bersembunyi, aku memilih bersembunyi di belakang lemari. Satu persatu ditemukan Sarah tapi Maya tak kunjung keluar dari tempat persembunyiannya. Kami mencarinya di setiap ruangan tapi tidak kunjung menemukannya.
“Angga, dia bersembunyi di dalam lemari” kata Sarah
“Jangan bercanda Sarah” kataku mengecek lemari
“Dia tak bercanda Maya memang bersembunyi di lemari ini tapi dia dibawa makhluk dunia lain ke alam mereka” kata Bobi
“Lalu sekarang apa yang akan kita lakukan” tanyaku bingung
“Salah satu dari kita harus menyusulnya” kata Gissela
“Siapa yang akan pergi?” tanyaku
“Biar aku saja Angga, aku yang menyebabkan semua ini terjadi” kata Sarah menyesal
“Tidak, biar aku saja” kata Bobi
“Apa yang kalian lakukan, yang bisa pergi kesana hanya orang yang bisa melenyapkan mereka” kata Gissela
“Aku Gissel, aku siap” kataku
“Tapi Angga ini kesalahanku biarkan aku yang menyelamatkannya” kata Sarah
“Sudahlah Sarah percaya padaku aku akan baik-baik saja di sana, kau tenang saja” kataku menyakinkan
“Ayo kita lakukan ritual itu, Angga kita akan memakai kamarmu” kata Gissel
“Jangan di kamar Angga Gissel, di kamar Sarah saja” kata Bobi
“Apa yang kau lihat Bobi” tanya Gissel
“Maya sedang memberontak, mereka ingin memepersembahkan jiwa Maya untuk ratu mereka” tukas Bobi
“Benar-benar gila, jelas-jelas mereka sudah tiada” kata Sarah
“Sarah aku ingin bertanya padamu, apa kau juga mempunyai kemampuan khusus?” tanya Gissela
“Mungkin, aku juga bisa berinteraksi dengan mereka” kata Sarah
“Baiklah, kemungkinan Angga akan celaka sangat kecil kita telah menemukan tenaga baru” kata Gissela
“Angga berbaringlah di tempat tidur” kata Bobi
“Apa yang akan terjadi?” tanyaku
“Aku tak tau, ingat Angga tujuanmu kesana hanya untuk menyelamatkan Maya dan waktumu hanya 2 jam” kata Gissela
“Pakailah gelang ini, gelang ini akan berubah menjadi hijau jika waktumu habis, ingat kembali sebelum 2 jam itu berakhir” kata Bobi memberikan gelangnya
“Satu lagi Angga, ingat letak lubang itu warna lubang ini putih jangan memasuki lubang lain selain lubang yang berwarna putih” kata Sarah
“Dari mana kau tau sarah?” tanya Gissela
“Aku pernah menonton film seperti itu” jawab Sarah
“Baiklah Angga, hanya jiwamu yang akan pergi kesana, kau harus percaya sepenuhnya pada kami” kata Gissela
Mereka pun memulai melakukan ritual tersebut, Bobi Gissel dan Sarah menggabungkan kekuatan mereka untuk membawa Angga ke tempat dimana Maya berada.
Kini jiwaku telah berada di alam lain, disana dipenuhi pohon yang menjulang tinggi, aku berjalan mencari keberadaan Maya tiba-tiba ada sesuatu yang menabrakku dan “Bruukkk” aku jatuh
“Siapa kau?” tanya seorang Genderuwo
“A… a… aku manusia” jawabku
“Hahahhahahahaha, apa kau mau menyelamatkan teman mu itu? Atau kau juga mau menukar jiwamu” kata Genderuwo sambil tertawa terbahak-bahak
“Katakan di mana temanku?” Aku memaksanya agar memberi tau ku
“Siapa kau, lawan aku dulu” kata Genderuwo
Aku pun melawannya tapi aku tak tau mengndalikan kekuatanku dan aku ambruk untuk kedua kalinya “Brukkk” Genderuwo itu menggendongku pergi ke suatu tempat sepanjang perjalanan aku melihat berbagai macam hantu dari yang kecil sampai yang tua. Aku pun diturunkan di sebuah tempat di sana aku melihat Maya dia diikat entah dengan apa yang aku lihat hanya sinar yang mengikatnya.
“Maya” panggilku
“Angga, sedang apa kau disini?” tanya Maya
“Aku akan menolongmu” jawabku tiba-tiba saja aku di bawa ke salah satu pilar dan aku pun diikat pilar itu tak berjauhan dengan pilar Maya. Kurasa aku dan Maya telah berada 1 jam disini dan gelang pemberian Bobi separuh sudah hijau.
“Maya bagaimana cara melepaskan diri, kita tak punya banyak waktu” kataku
“Aku tak tau Angga, kenapa tak kau tanyakan Gissela tadi dia mengetahui segala sesuatu seperti ini” kata Maya
“Ahh, betapa bodohnya aku mengapa aku tak bertanya sebelum ke sini” batinku
“Angga, kau bisa memlenyapkan para hantu dengan satu cara kau harus berani jangan ragu untuk membunuh mereka, hadapkanlah telapak tanganmu ke arah hantu yang akan kau bunuh sentuh mereka dan seketika mereka akan lenyap Angga” kata suara gaib
Akhirnya ku arahkan telapak tanganku ke arah tali yang mengikatku dan ternyata aku terbebas, hal yang sama ku lakukan pada Maya. Kami pun bisa meloloskan diri tapi saat kami ingin keluar kami dihadang dua genderuwo yang sangat jelek.
“Mau kabur kau?” kata genderuwo satu
“Tak bisa anak muda” kata genderuwo dua
“Angga kau harus berani dan hadapkanlah telapak tanganmu pada mereka” kata suara gaib itu lagi
“Rasakan ini” kataku sambil memegang mereka dan akhirnya mereka lenyap. Aku dan Maya berlari setiap ada hantu yang menghalangi jalanku aku memegang tangan mereka dan lenyap begitu sampai aku sampai di lubang tempatku keluar tadi tapi ada yang aneh mengapa lubangnya ada 2 dan aku kembali ingat perkataan Sarah masukilah luang yang berwarna putih. Aku yang masih menggenggam tangan Maya masuk ke lubang putih tapi ada sesuatu yang menahan Maya ku putuskan untuk keluar dari lubang tersebut dan aku menemukan Ratu para hantu tersebut, dia cukup menawan.
“Kau tak akan bisa pergi” katanya sambil tertawa pada kami
“Siapa bilang” kataku
“Sialan, kau benar-benar ingin mati” katanya sambil mengarahkan cahaya hitam kepadaku tapi dengan sigap ku hadapkan juga cahaya putihku ke arahnya dan menyuruh Maya masuk ke dalam lubang itu
“Maya masuklah dulu aku akan menyelesaikan urusanku dengan wanita tua ini” kataku
“Tapi Angga” katanya
“Sudahlah aku tak apa jangan khawatirkan aku, cepatlah pergi Maya” kataku
Maya pun amsuk kedalam lubang itu dan aku masih bertarung dengan Ratu hantu, ku lihat gelang pemberian Bobi semakin hijau, akhirnya ku keluarkan semua kekuatanku dan akhirnya dia ambruk dan aku berlari menuju lubang itu.
“Mau kemana kau” teriak ratu hantu
“Selamat tinggal” kataku bangga
Aku pun bangun kurasakan aroma parfum Sarah aku pun membuka mata
“Angga kau hebat” kata Sarah
“Dimana Maya?” tanyaku
“Dia telah menuggu di ruang tamu bersama Bobi dan Gissela ayo kita keluar” kata Sarah
Aku dan Sarah berjalan menuju ruang tamu
“Baguslah kalian telah kembali” kata Bobi
“Maya apa kau baik-baik saja?” tanyaku
“Ya. Kenapa?” kata Maya
“Tak apa” kataku
“Sekarang kita telah berkumpul bersama jangan memikirkan hal itu lagi” kata Gissela “Dan kau Sarah jangan pernah bermain petak umpet di malam jum’at dan dengarkan kata Angga” tambah Gissela
“Baiklah aku sangat menyesal” kata Sarah
“Mulai sekarang Sarah kau bisa bergabung bersama kami” kata Bobi
“Ayo kita menonton” ajakku
“Ayo” kata mereka kompak.

Kamis, 16 Oktober 2014

Tak Selamanya Pahit Itu Pahit

Gelap. Semuanya menjadi gelap. “Fira bangun Firaaa” teriak orang yang mengelilinginya. Siang itu sangat panas belum lagi sesak orang yang mengerumuni gadis enam belas tahun yang begitu lemah untuk menerima kenyataan ini.
Bagaimana tidak, ibu yang selama ini sangat disayanginya pergi meninggalkan dirinya dan ketiga adiknya untuk selama-lamanya. Dia merasa sangat terpukul. Hanya ibunya tempat dia mengadu nasibnya.
Pandangannya menerawang. Suara isak tangis di sekelilingnya membuat ia tampak semakin lemah. “Ayaaah” bisik Fira
Lelaki yang di sebutnya tidak meneteskan air mata sedikitpun. Tatapannya dingin, sedingin es.
Satu hal yang membuat ia bangkit, melihat adik adiknya yang sangat membutuhkan kasih sayangnya. Ya Cuma aku, begitu fikir Fira.
Setelah acara pemakaman selesai, dia kembali kerumah dengan menggandeng adik adiknya. Bagaimana dengan ayahnya? Acuh. “mungkin ayah tidak merasa kehilangan” batin Fira.
“kak, ibu kenapa dipendam dalam tanah?” pertanyaan polos yang dilontarkan Adit, adiknya yang paling bungsu. Membuat Fira terenyak dan tak kuasa menyembunyikan kesedihannya.
Dengan ketegaran yang dipaksakan, Fira menjawab pertanyaan Adit. “ibu sudah tenang di tempatnya sayang”
Getir. Itu yang dirasakan fira saat ini. Dia berjalan ke sekolah tanpa semangat.
“duaaaaarrr” Reno muncul dengan mengagetkan Fira
“lo tuh ya gak ada bosen-bosennya ya gangguin hidup gue!” sambar Fira penuh emosi
“hahahaha emang. Dasar cengeng! Kasian deh ditinggal ibunya”
Tanpa komentar, Fira meninggalkan Reno yang selalu mengganggu, menjahilinya. “Fira, kamu pasti kuat” bisik Reno setelah yang diganggunya pergi menjauh.
“Fira, duduk” perintah ayah ketika fira baru saja pulang dari sekolahnya
“ada apa yah?”
“ayah mau menikah”
“tapi yah? Ini kan baru tujuh harinya ibu meninggal” Fira tak mampu menahan emosinya.
“ayah mau menikah. Titik” jawab ayahnya yang tak kalah emosi
“terserah” tangis Fira pun pecah dan dia menghambur ke kamarnya
Bagaimana dia bisa menerima ini semua. Ayahnya begitu egois, selalu memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana dengan adik-adiknya. Mereka masih sangat kecil untuk menerima semua kenyataan ini. Adik pertamanya Rina, baru kelas enam SD. Bagas yang bandel tapi penurut yang masih kelas tiga SD. Tangis Fira semakin keras saat ia mengingat Adit, adik bungsunya yang masih berumur empat tahun dan begitu polos. “Tuhan, mengapa ini semua terjadi padaku”
Dengan mata yang mirip zombie, Fira melangkahkan kakinya ke sekolah.
“Fira zombie Fira zombie” ledek Reno yang gak ada bosen-bosennya gangguin Fira. Yang diledeknya gak menggubris sedikitpun.
“lo kenapa Fir?” selidik Lina, sahabat baik Fira.
“ayah gue besok mau nikah” jawab Fira lemas
“ayah lo gila ya fir? Baru berapa hari nyokap lo gak ada?”
Fira hanya menatap Lina tanpa berkomentar “sabar ya Fira, lo pasti kuat” Fira hanya membalasnya dengan tersenyum pahit.
Suasana pernikahan ayahnya tidak begitu ramai. Banyak saudara-saudara yang tidak datang. Karena menganggap ayah Fira sangat keterlaluan.
“ayah akan hidup bersama nanik, kalian jaga diri baik baik tanpa ayah.” Fira tidak menangis, menoleh pun tidak. Dia hanya mendengar langkah kaki bapak-bapak pergi menjauh.
“kak kita ditinggal ayah?” tangis Rina sambil memeluk kakaknya. Adit dan Bagas datang, mereka menangis. Memeluk kakaknya yang mereka buat sandaran satu-satunya saat ini. Fira menangis. Bukan, bukan karena ayahnya. Tapi dia sangat terpukul dengan keadaan adik-adiknya. Bagaimana dia bisa menghidupi ketiga adiknya.
“kalau kamu tidak bisa melunasinya, bapak tidak punya pilihan lain selain mengeluarkanmu dari sekolah ini Fira” tegas Pak Budi, kepala sekolahya. Fira keluar dari ruangan itu dengan lesu.
Dari kejauhan ada seorang cowok yang mengamatinya. Dan cowok itu masuk ke ruangan kepsek setelah Fira menjauh.
“Fir, gue mau ngasih lo pekerjaan. Mau gak lo?” pagi sekali Reno sudah mencegat Fira di depan gerbang sekolah. Tumben sekali ini anak, jangan-jangan dia merencanakan sesuatu yang jahat buat gue. Batin Fira.
“lo tenang aja deh gue gak ada niat jahat kok ke lo”
“emang kerja apaan?”
“ntar deh lo ikut gue”
Reno dan Fira sampai di sebuah rumah yang ukurannya lumayan besar. Dan rumah itu ramai sekali dengan anak-anak. “ini tempat apa ren?” tanya Fira bingung
“liat aja itu” Reno menunjuk ke papan besar yang bertuliskan REFIR BIMBEL.
“Refir apaan ren? Jadi ini tempat bimbel?”
“Refir, Reno Fira. Iya dan ini gue siapin udah dari lama buat lo fir”
“ren? Bukannya lo?”
“ah udahlah ngerumpinya nanti saja. Yuk masuk.” Fira mrngikuti Reno dengan perasaan bingung.
Setelah hampir satu bulan Fira mengembangkan usaha bimbel Reno, yang kata Reno usaha Fira juga. Fira jadi tidak pusing lagi memikirkan bagaimana untuk menghidupi adik-adiknya. Tiba-tiba Fira jadi senyum-senyum sendiri saat memikirkan cowok yang mengisi hari-harinya. “Reno” lirihnya sambil tersenyum penuh arti.
Derap kaki Fira sangat bersemangat saat berjalan menuju ruang kepsek untuk memberi pernyataan bahwa dia sudah punya uang dan mampu melunasi uang sppnya “maaf fira, sppmu sudah lunas sampai kamu lulus dari sekolah ini.”
Fira sangat kaget mendengar pernyataan itu. “siapa pak yang melunasinya?”
“Reno”
“Reno? Terimakasih pak.”
Fira berjalan buru-buru untuk sampai ke tempat bimbel menemui Reno. Dia akan menanyakan tentang uang sppnya. Tapi diluar dugaan, sesampainya disana sangat sepi. Tak ada seorangpun.
“Duaaaaarrr” Fira terkaget dengan suara orang banyak yang tiba tiba muncul dari belakangnya.
“selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun” terdengar nyanyian dari semua orang itu. Fira tersadar bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Reno membawa kue berhiaskan lilin 17 tahun. Semua orang berkumpul disana, semua adik-adik Fira, Lina sahabatnya dan murid-murid bimbelnya.
“selamat ulang tahun cantik” ujar Reno
“makasih ya buat kejutannya” Fira tersenyum tulus.
“Fira, gue. Eh aku sayang kamu” ucap Reno tertunduk. “boleh gak aku jadi cowok kamu?”
“terima terima terima” suara gemuruh para pendukung Reno yang sedari tadi berdiri di belakangnya membuat Fira semakin yakin dengan pilihannya.
“aku juga sayang kamu reno” Reno memeluknya, dia sangat bahagia. Fira tersenyum, memeluk erat lelaki yang selama ini dicarinya. Berjanji tidak akan melepaskan cowok itu buat siapapun. Pandangannya beredar kepada adik-adiknya yang tersenyum sangat senang kepadanya. Seolah ikut merasakan apa yang sedang dirasakan Fira. Inilah hidup. Yang pahit, tak selamanya menjadi pahit. Ada kalanya pahit berubah menjadi manis dan sangat manis. “aku sayang kalian” bisik fira
-SEKIAN-

Cerpen Karangan: Anis Sri Wulandari
Facebook: Anis Sri Wulandari

Arsip Blog

Search