Hallo… Namaku Riana Valda. Biasa dipanggil Valda. Aku baru saja lulus
SD, dan aku akan melanjutkan sekolah di SMPN 34 Bandung. Mempunyai
teman memang menyenangkan. Apalagi jika kita memiliki banyak sekali
teman. Huh, pasti sangat sangat sangaaaat menyenangkan. Tapi, itu semua
tidak dengan Valda. Kenapa? Karena disaat pertama masuk SMP, dan di
sekian banyak orang yang Valda kenal, tidak ada satu orang pun yang
Valda kenal di kelas barunya itu.
Tentu saja itu sangat membosankan bagi Valda yang tidak memiliki teman
di kelasnya. “huh.. sangat membosankan” gerutu Valda dalam hatinya.
Karena Valda bosan, akhirnya Valda memutuskan untuk berkenalan dengan
teman sebangkunya. Iya, Valda memang sangat malu dengan orang yang
belum dikenalnya. Apalagi jika ia harus membuka mulut pertama untuk
berkenalan. Tapi, karena Valda sangat bosan, hilanglah semua rasa
malunya.
“hey, boleh berkenalan? Namaku Valda. Siapa namamu?” Tanya Valda,
kepada teman sebangkunya. Valda memang benar-benar tidak pernah bisa
untuk berkenalan ya sepertinya, masa mau berkenalan saja nanya dulu
boleh kenalan apa tidak huh dasar Valda valda. Untung saja teman
sebangkunya menjawabnya dengan santai “hey, oh tentu saja boleh. Namaku
Lina” sambil bersalaman ala berkenalan. Akhirnya Valda tidak merasa
bosan lagi, karena Lina, teman barunya terus mengajak Valda untuk
mengobrol.
Teng nong teng nong… itulah bunyi bel sekolah Valda. Bel tersebut
menunjukan waktu untuk pulang sekolah. Sesaat bel pulang sekolah
berbunyi, valda langsung bergegas pulang menaiki angkutan umum, atau
sering juga disebut angkot. Karena ini pertama kalinya masuk smp,
otomatis pulang naik angkot sendirian pun, juga pertama kalinya. Sehari
sebelum sekolah, papahnya Valda mengajarkannya untuk naik angkot.
Papahnya valda bukan ngajarin nyupir angkot ya, tapi ngajarin naik
jurusan apa saja yang harus dilalui Valda dari rumah sampai sekolah.
Walaupun ini hari pertamanya Valda ke sekolah jauh dari rumahnya, dan
pulang menaiki angkutan umum sendirian, Valda berhasil melakukannya
untuk hari pertama. Kalau hari pertama bisa dilalui, berarti hari-hari
selanjutnya juga bisa dilaluinya dengan sangat mudah.
Sesampainya di rumah, Valda langsung memasuki kamarnya untuk berganti
baju dan langsung membaca novel. Iya, itu salah satu hobi Valda yaitu
membaca novel. Bisa dibilang hobinya itu bukan baca novel, tapi hobi
meminjem novel. Soalnya di sekian banyak novel yang Valda baca, tidak
ada satu pun novel yang Valda miliki, ada-ada saja ya Valda.
Keesokan harinya, Valda melakukan kegiatan seperti kemarin. Tapi,
untuk hari ini Valda jadi memiliki banyak teman loh. Karena Lina
memilikii banyak teman, jadi Valda bisa bergabung dengan teman-temannya
Lina.
Sudah beberapa bulan Valda melakukan aktivitas yang sama. Dan sampai
pada akhirnya, karena Lina dan Valda semakin hari semakin dekat, mereka
pun jadi bersahabatan. Lina juga punya sahabat di kelas lain, yaitu Sari
dan Hana. Karena Lina dekat dengan Valda, akhirnya Valda juga
bersahabatan dengan Sari dan Hana.
Di saat mereka sedang istirahat, Lina juga pernah bercerita ke Valda
seperti ini “Eh Valda. Tau gak? Lina lagi ngeceng seseorang loh” kata
Lina yang sedang duduk bersama Valda didepan kelasnya. “Hah? Lina punya
kecengan? Sejak kapan Lina ngeceng cowok? Dikira, Lina ngecengnya sama
cewek lagi. Hahahaha” jawab Valda sambil tertawa terbahak-bahak. “Ah
kamu bercanda aja val, jangan gitu dong. Aku juga masih normal kali.”
Jawab Lina kesal. “Hahaha iya maaf maaf. Yang mana sih cowok kecengan
Lina?” jawab Valda yang masih cekikikan melihat sahabatnya yang kesal
itu. “itu tuh, yang lagi duduk” jawab Lina sambil menunjuk cowok
kecengannya. “Oh yang itu, biasa aja sih” jawab Valda sambil memakan
permen yang hampir saja mau jatuh dari mulutnya. “Aduh Valda Valda.
Semua aja dibilang biasa. Terus menurut kamu siapa yang paling ganteng?
Kamu?” jawab Lina sambil meledek Valda. “Hahaha iya deh gimana kamu
aja.”
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. Itu tandanya Valda dan
Lina harus segera memasuki kelasnya. Beberapa waktu kemudian bel pulang
sekolah pun berbunyi. Untuk hari ini, Valda dan Lina tidak langsung
pulang ke rumah mereka masing-masing. Tapi, Valda dan Lina ingin
mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Sari dan Hana. “Eh, tau gaa?
Kecengan Lina sekelas loh sama kita, iya gak han?” kata Sari sambil
menyenggolkan pundaknya ke Hana. “Iya loh. Dia juga baik di kelasnya.”
Kata Hana. “HAH? APA? SERIUS? Kalian berdua sekelas sama kecengan aku?”
jawab Lina shok berat. “Iya seriusan kok Lin.” Kata Sari sambil
menganggukan kepalanya ke atas dan ke bawah. “Bagus tuh Lin, jadi kamu
bisa nanya-nanya kesaharian cowok kecengan kamu ke Sari dan Hana.” Kata
Valda menenangkan Lina yang saat itu masih shok berat. “Iya bener. Mau
tau gak siapa namanyaaa?” kata Hana. “Tentu saja mau dong, udah langsung
kasih tau aja sama sari.” Lanjut Hana. “Iya siapa namanya? ri” jawab
Lina penasaran. “Mau tau aja, mau tau bangeet? Hahahaha” kata Sari “mau
tau banget banget banget. Cepetin ih kasi tau namanya siapaaa.” Pinta
Lina kesal. “Namanya Dimas.” Kata Sari. “EH, aku pulang duluan yaa, udah
di tanyain sama mamah nih kapan pulangnya.” Kata Valda buru-buru. “oh
oke hati-hati yaaa” Lina, Sari dan Hana serempak melambaikan tangannya
ke Valda. Begitu juga Valda ke sahabat-sahabatnya itu.
Keesokan harinya, Valda dan Lina diajak Sari dan Hana untuk
berkenalan denga Dimas di lapangan pada saat sepulang sekolah nanti.
Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah pun berbunyi. Valda dan Hana
pun langsung bergegas menuju Sari dan Hana di lapangan yang sudah
bersama Dimas. “Eh, kalian sudah ada disini. Maaf kalian nungguin lama
ya” kata Valda yang sedang ngos-ngosan akibat lari-lari dari kelasnya
hingga lapangan. “Iya gak papa kok. Lagian kita juga baru keluar kelas
hehehe.” Sahut Sari. “Eh iya, ini nih yang namanya Dimas.” Kata Hana
sambil menunjuk ke arah Dimas. Valda dan Lina pun bersalaman dengan
Dimas.
Seiring berjalannya waktu, kita berlima semakin lama semakin dekat.
Akhirnya kita berlima pun bersahabatan. Kita seneng-seneng bareng, tiada
hari tanpa ngumpul di lapangan. Pokoknya “always together whenever”
hehehe.
UTS sudah semakin dekat, Valda, Lina, Sari, Hana dan Dimas
mempersiapkan untuk UTS tersebut. Akhirnya UTS sedang dijalaninya
sekarang. Pada saat UTS, masing-masing kelas dipecah menjadi 2. Yaitu
perempuan dipisah dengan laki-laki.
Hari jum’at jam 12 waktu UTS, seharusnya, Valda masuknya jam 1an,
tapi Valda berangkat jam 11an, jadi sampai di sekolahnya jam 12an.
Sesampainya Valda di sekolah, Valda langsung bergegas kekelasnya. Di
depan kelasnya Valda, ada beberapa gerombolan. Mereka pun serempak
memanggilku “Valdaaa…” tidak salah lagi, dan tidak lain lagi itu suara
sahabat-sahabatku. “Hah? Apaaa? Kalem yaa. Naro tas dulu.” Jawab Valda
yang sedang memasuki kelasnya. Sesudahnya menaruh tas di kelas, Valda
langsung menghampiri sahabat-sahabatnya yang berada di luar kelasnya.
Sesampainya, Valda duduk di hadapan sahabat-sahabatnya, untuk mengobrol
bersama. setelah jum’atan usai, Dimas berjalan melewati kita. Serempak
kita langsung menanggilnya “DIMAAAAS…”. “Apaaaa?” kata Dimas bingung.
“Nanti ngumpul di depan kelas kamu. Mau ngomongin sesuatu.” Kata Hana.
“Oh ya udah sok, aku mau ke kelas dulu.” Jawab Dimas. Iya, Dimas emang
selalu dingin terhadap siapapun, termasuk ke sahabat-sahabatnya sendiri.
Sesampai di depan kelasnya Dimas, di situ kami berempat langsung
duduk menunggu Dimas. Dimas sedang berada di dalam kelasnya, entah
sedang ngapain. Beberapa menit kemudian, Dimas muncul dari kelasnya, dan
langsung duduk di hadapan Valda. “Lama banget sih! Ngapain aja di
kelas?” Tanya Valda yang sangat kesal karena menunggu Dimas terlalu
lama. “Biarin ajaa, hak dong” jawabnya sambil mengeluarkan lidah dari
mulutnya. “Ihhh, nyebelin tau gaa!!!” jawab Valda yang pada saat itu
kesal berat terhadap Dimas. “Eh… sudah-sudah!! Kalian ini, kalau lagi
ngumpul pasti selalu berantem saja.” Kata Hana yang memisahkan Valda dan
Dimas yang sedang berantem. “Iya ih kalian teh kenapa ya berantem
terus, udah deh baikan aja!” kata Lina yang menenangkan suasana saat
itu. “Dasar daa si Valda sama si Dimas mah.” Kata Sari yang dari tadi
sedang main HP. “Tuhkan itu semua gara-gara kamu tau gaa. Coba kalau
kamu gak kelamaan di kelas? Pasti aku gak akan kesel kayak gini. Dasar
nyebelin!” Kata Valda yang masih kesal dengan Dimas. “Kamu tuh yang
nyebelin” kata Dimas yang tak mau kalah dari Valda. “Udah atuh kalian
jangan gini terus. Kalau kalian gini terus, kapan aku mau ngomongnyaaa?”
Kata Hana yang ikut kesal melihat Valda dan Dimas yang sedang berantem.
“Tuh kan, si Hana marah.” Kata Dimas, sambil melihat ke Valda,
seolah-olah Valda yang membuat Hana kesal. “Kamu tuh gara-garanya!” kata
Valda yang lagi lagi tak mau kalah dari Dimas. “Udah dong!” kata Sari
yang pada saat itu juga ikutan kesal mendengar mereka berantem. “Sok
Hana lanjutin mau ngomong apa.” Kata Lina kepada Hana. “Ehh, mau gaa
persahabatan ini kita lanjutin dengan serius?” kata Hana dengan muka
yang sangat serius. “Mau sih, tapi kasian cowoknya kalau sendiri.
Sedangkan ceweknya ada empat orang. Gimana kalau kita cari satu cowok
lagi?” kata Valda yang pada saat itu kesalnya sudah hilang ditelan bumi.
“Iya benar. Gimana kalau Dika aja?” Kata Dimas yang setuju dengan
pendapat Valda. “Udah, segini aja. Kalau banyak-banyak pasti gak akan
bener” Kata Hana yang menolak pendapat Valda. “Ehh, aku punya usul nih.
Buat tanda persahabatan kita, gimana kalau kita buat apa gitu. Kayak
gelang, topi, atau apapun itu. Gimanaaa?” Kata Sari yang ikut
mengusulkan pendapatnya. “Iya benar. Gimana kalau kita buat gelang
ajaaa? Soalnya gelang gampang dibuatnya.” Kata Lina.
Teng nong teng nong… bel masuk pun berbunyi. “Ya sudah, kita lanjutin
saat sepulang nanti.” Kata Hana. Kita berempat pun langsung lari menuju
kelasnya masing-masing.
Beberapa saat kemudian, bel pulang pun berbunyi teng nong teng nong…
Valda dan Lina mencari-cari keberadaan Hana, Sari, dan Dimas. Beberapa
saat kemudiaan, Valda melihat Hana, Sari, dan DImaas berkumpul di depan
pendopo. Ternyata mereka ada di depan pendopo. Tidak menunggu apapun
lagi, Valda dan Lina pun langsung berlari menuju sahabat-sahabatnya.
“Ga kurang lama da engga” kata Dimas sambil mengeluarkan lidahnya ke
arah Valda. lagi lagi Dimas ngerusak mood Valda saat itu. “Biarin, kamu
protes aja sih. Kenapa emangnya kalau aku lama? Masalah buat kamu?”
jawab Valda yang pada saat itu benar-benar kesal terhadap Dimas. Sudah
beberapa kali Valda berantem sama Dimas di hadapan sahabat-sahabatnya,
dan pada akhirnya Valda ingin keluar dari persahabatan itu. Pada saat
itu aku langsung pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Namun Valda
dicegah sama Hana, tapi gak tau kenapa ada kekuatan yang sangat dahsyat
di pundak Valda hingga akhirnya Valda mendorong Hana sampai jatuh. Valda
pun malu dengan sahabat-sahabatnya akhirnya, Valda lari ke temannya
untuk mengajak pulang bareng.
Sebenernya, Valda gak kuat sama kelakuan Dimas terhadapnya yang
selalu membuat Valda kesal. Jika Valda sedang kesal, biasanya Valda suka
marah-marah, atau bisa saja sampai nangis. Pada saat itu Valda nangis,
karena Valda benar-benar kesal terhadap dirinya. Valda benar-benar malu
terhadap sahabat-sahabatnya karena Valda tau apa yang dilakukan Valda
terhadap sahabatnya itu sangat kekanak-kanakan. Tapi, Valda saat itu
sedang emosi berat terhadap Dimas.
Sesampainya di rumah, Valda langsung meminta maaf kepada
sahabat-sahabatnya itu karena sifat kekanak-kanakanya melalui sms.
Akhirnya Valda pun dimaafkan oleh sahabat-sahabatnya. Kecuali Dimas,
soalnya Valda gak ngesms ke Dimas. Karena Valda masih kesal kepada
Dimas. Perahabatan ini masih berjalan selayaknya orang-orang
bersahabatan. Tapi, seiringnya berjalan waktu, persahabatan ini tidak
berjalan selayaknya orang-orang bersahabatan, kenapa? Karena kita selalu
egois dengan emosi kita sendiri.
Beberapa bulan kemudian, persahabatan ini sama saja seperti waktu itu
yaitu tidak berjalan selayaknya orang bershabatan. Valda masih saja tak
mau minta maaf kepada Dimas. Tapi, Valda bingung sama perasaannya. Di
saat Valda bareng-bareng sama Dimas, Valda seneeng banget. Tapi, di saat
Valda nyuekin Dimas, Valda ngerasa kalau hidupnya itu sepi tanpa dia.
Apakah Valda suka sama Dimas? Valda sendiri bingung apa yang dirasakan
olehnya
Akhirnya, Valda gak kuat lagi untuk nyuekin Dimas. Valda pun langsung
minta maaf kepada Dimas melalui sms. Valda yang nyuekkin, tapi kok Valda
juga ya yang minta maaf? Huh ada ada aja ya Valda :D. Saat Valda minta
maaf kepada Dimas… YES! Valda dimaafin sama Dimas. Tapi, Dimas inginnya
Valda minta maaf yang kedua kalinya besok di hadapannya langsung.
Keesokan harinyaaa, yaitu hari jum’at. Dimana setiap hari jum’at SMP
34 mengadakan jumsih (jum’at bersih). Sudah kesekian kalinya, Valda bawa
ember. Rajin-rajin amat ya Valda. Eh iya Valda kan janji kalau Valda
harus minta maaf langsung ke Dimas di depan banyak orang. Ya udah deh
dengan terpaksa Valda minta maaf ke Dimas di lapangan yang banyak orang.
Kenapa banyak orang di lapang? Karena mereka sedang berbaris di lapang
untuk menunggu giliran kelas mereka dipanggil untuk bersih-bersih di
kelas yang telah ditentukan. Akhirnya Valda teriak-teriak minta maaf ke
Dimas. Kurang malu apa coba ya Valda dikerjain Dimas suruh teriak-teriak
minta maaf di depan orang banyak? Huh dasar Valda mau maunya dikerjain
Dimas.
Di saat Valda minta maaf ke Dimas, ternyata Lina, Sari, dan Hana
ngeliatin dan mendengar semua perkataan Valda. “Cieee Valdaa…” Serempak
mereka bertiga menyoraki Valda. “Hah? Apaan sih? Dimas mah kan Lina?”
kata Valda menutupi rasa malunya itu. “Apaan Val? Kenapa jadi ke aku?”
kata Lina yang masih malu karena Dimas tau kalau Lina menyukainya.
“Apaan sih Val? Gak jelas deh” kata Dimas yang sambil tertawa melihat
muka Lina yang memerah. Perbincangan itu terus dilakukan dengan mereka,
dan sampai mereka terpisah karena kelas mereka satu-persatu sudah
dipanggil untuk melakukan jumsih.
Beberapa jam, hari, bulan, mereka sudah jarang untuk berkomunikasi,
ataupun berkumpul bersama. Lina, yang tadinya suka dengan Dimas, jadi
tidak suka lagi dengan Dimas, karena Dimas selalu memperbesar-besarkan
permasalahan yang tidak harus di besar-besarkan. Oleh sebab itu, Lina
tidak suka dengan sikapnya. Valda? Masih bingung tuh sama perasaannya.
Kayaknya sih suka? Tapi, ntahlah. SKIP GA USAH DI BAHAS! Terus, Lina dan
Valda, sedikit demi sedikit menjauh dengan Dimas, Sari dan Hana. Mereka
mulai menjauh, karena mereka sibuk dengan tugas sekolahnya
masing-masing. Karena mereka berbeda kelas, jadi mereka melakukan
hari-harinya dengan teman sekelas mereka sendiri. Tetapi, Valda selalu
SMSan dengan Dimas, walaupun dengan hubungan sahabat lainnya tidak
terlalu baik.
Beberapa waktu yang cukup lama, yaitu 3 hari sebelum UKK, kita
mendapatkan kartu peserta. Kecuali Dimas, Dimas tidak mendapatkan kartu
peserta, karena Dimas tidak masuk sekolah. Waktu itu, Lina nge-SMS ke
Dimas “Kasian deh yang gak masuk, jadi gak dapet kartu peserta” kata
Lina yang memanas-manaskan Dimas. “Biarin aja atuh, aku ini yang gak
dapet kartu peserta, kenapa kamu yang ribet?” Dimas pun membalasnya
penuh dengan kekesalan. Disitulah Lina dan Dimas mulai berantem. Entah
kenapa Valda yang tidak tahu apa-apa dicuekin juga dengan Dimas.
Akhirnya Valda bertanya kepada Dimas melalu SMS. “Hey, maaf aku punya
salah apa ya ke kamu? Sampai aku dicuekin?” kata Valda penuh penasaran.
“AKU GAK SUKA LINA.” Kata Dimas yang kesal melihat SMS dari Valda. “Kamu
yang gak suka Lina, kenapa aku juga yang dicuekin? Lina, Lina. Valda,
Valda. jangan sama-samain aku sama Lina. Marah sama Lina, marah aja. Gak
usah marah juga sama aku.” Jawab Valda yang sangat kesal karena Dimas
terlalu membesar-besarkan masalah. “SOALNYA KAMU SAHABATNYA Lina.” Jawab
Dimas yang masih kesal dengan Lina. Valda pun kaget saat membaca SMS
tersebut. Ternyata Dimas sudah berubah. Tidak seperti dulu saat pertama
kenal. Sari dan Hana pun sempet dicuekin dengan Dimas. Tapi, karena
mereka sekelas, jadi mereka tidak terlalu lama di cuekin Dimas.
Bagaimana dengan Valda dan Lina?
Valda dan Lina, tetap dicuekin, hingga kita kenaikan kelas. Pada saat
itulah persahabatan kita berakhir yang entah permasalahannya apa.
Mungkin hanya kesalah pahaman di antara satu dengan lainnya, sampai kita
tidak bisa bersatu lagi. Di kelas 8 Valda tidak sekelas dengan Lina,
Sari, Hana, dan Dimas. Karena persahabatan ini sudah berakhir, di kelas 8
mereka seperti tidak mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka melakukan
hari-harinya dengan teman baru mere
ka. Sepi rasanya ketika sahabat yang
menjadi sandaran jiwa, pergi meninggalkan kita. akan ada pula rasa
kehilangan tatkala dia tidak mau mengenal dan berelasi lagi dengan kita.
Bahkan terasa pahit saat sahabat yang dulu baik bagaikan malaikat, kini
menjelma menjadi seorang yang tidak berperasaan. Tapi apakah masih bisa
dinamakan sahabat? Walaupun mereka menganggap persahabatan ini sudah
tidak akan pernah bersatu lagi, tapi ini semua Valda anggap pengalaman
yang sangat seru, dan tak akan pernah Valda lupa sama ini semua. Makasih
buat Lina, Sari, Hana, dan Dimas yang pernah jadi sahabat Valda dulu.
Kata-kata “always together whenever”, akan Valda raih lagi. Nanti.
Disaat Valda bertemu dengan sahabat sejatinya.
- Selesai -
Amanat yang disampaikan: Jangan pernah memperbesar-besarkan masalah,
yang tidak harus di besar – besarkan. Dan selesaikan masalah itu dengan
baik. Jangan menunda sampai akhirnya membuat masalah yang tidak harus
dibesar-besarkan itu menjadi sebuah pertengkaran atau menjadi
permusuhan.
Cerpen Karangan: Merly Afisania Novalda
Facebook: Merly Afisania Novalda