Gelap. Semuanya menjadi gelap. “Fira bangun Firaaa” teriak orang yang
mengelilinginya. Siang itu sangat panas belum lagi sesak orang yang
mengerumuni gadis enam belas tahun yang begitu lemah untuk menerima
kenyataan ini.
Bagaimana tidak, ibu yang selama ini sangat disayanginya pergi meninggalkan dirinya dan ketiga adiknya untuk selama-lamanya. Dia merasa sangat terpukul. Hanya ibunya tempat dia mengadu nasibnya.
Bagaimana tidak, ibu yang selama ini sangat disayanginya pergi meninggalkan dirinya dan ketiga adiknya untuk selama-lamanya. Dia merasa sangat terpukul. Hanya ibunya tempat dia mengadu nasibnya.
Pandangannya menerawang. Suara isak tangis di sekelilingnya membuat ia tampak semakin lemah. “Ayaaah” bisik Fira
Lelaki yang di sebutnya tidak meneteskan air mata sedikitpun. Tatapannya dingin, sedingin es.
Satu hal yang membuat ia bangkit, melihat adik adiknya yang sangat membutuhkan kasih sayangnya. Ya Cuma aku, begitu fikir Fira.
Lelaki yang di sebutnya tidak meneteskan air mata sedikitpun. Tatapannya dingin, sedingin es.
Satu hal yang membuat ia bangkit, melihat adik adiknya yang sangat membutuhkan kasih sayangnya. Ya Cuma aku, begitu fikir Fira.
Setelah acara pemakaman selesai, dia kembali kerumah dengan
menggandeng adik adiknya. Bagaimana dengan ayahnya? Acuh. “mungkin ayah
tidak merasa kehilangan” batin Fira.
“kak, ibu kenapa dipendam dalam tanah?” pertanyaan polos yang dilontarkan Adit, adiknya yang paling bungsu. Membuat Fira terenyak dan tak kuasa menyembunyikan kesedihannya.
Dengan ketegaran yang dipaksakan, Fira menjawab pertanyaan Adit. “ibu sudah tenang di tempatnya sayang”
Getir. Itu yang dirasakan fira saat ini. Dia berjalan ke sekolah tanpa semangat.
“kak, ibu kenapa dipendam dalam tanah?” pertanyaan polos yang dilontarkan Adit, adiknya yang paling bungsu. Membuat Fira terenyak dan tak kuasa menyembunyikan kesedihannya.
Dengan ketegaran yang dipaksakan, Fira menjawab pertanyaan Adit. “ibu sudah tenang di tempatnya sayang”
Getir. Itu yang dirasakan fira saat ini. Dia berjalan ke sekolah tanpa semangat.
“duaaaaarrr” Reno muncul dengan mengagetkan Fira
“lo tuh ya gak ada bosen-bosennya ya gangguin hidup gue!” sambar Fira penuh emosi
“hahahaha emang. Dasar cengeng! Kasian deh ditinggal ibunya”
Tanpa komentar, Fira meninggalkan Reno yang selalu mengganggu, menjahilinya. “Fira, kamu pasti kuat” bisik Reno setelah yang diganggunya pergi menjauh.
“lo tuh ya gak ada bosen-bosennya ya gangguin hidup gue!” sambar Fira penuh emosi
“hahahaha emang. Dasar cengeng! Kasian deh ditinggal ibunya”
Tanpa komentar, Fira meninggalkan Reno yang selalu mengganggu, menjahilinya. “Fira, kamu pasti kuat” bisik Reno setelah yang diganggunya pergi menjauh.
“Fira, duduk” perintah ayah ketika fira baru saja pulang dari sekolahnya
“ada apa yah?”
“ayah mau menikah”
“tapi yah? Ini kan baru tujuh harinya ibu meninggal” Fira tak mampu menahan emosinya.
“ayah mau menikah. Titik” jawab ayahnya yang tak kalah emosi
“terserah” tangis Fira pun pecah dan dia menghambur ke kamarnya
“ada apa yah?”
“ayah mau menikah”
“tapi yah? Ini kan baru tujuh harinya ibu meninggal” Fira tak mampu menahan emosinya.
“ayah mau menikah. Titik” jawab ayahnya yang tak kalah emosi
“terserah” tangis Fira pun pecah dan dia menghambur ke kamarnya
Bagaimana dia bisa menerima ini semua. Ayahnya begitu egois, selalu
memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana dengan adik-adiknya. Mereka masih
sangat kecil untuk menerima semua kenyataan ini. Adik pertamanya Rina,
baru kelas enam SD. Bagas yang bandel tapi penurut yang masih kelas tiga
SD. Tangis Fira semakin keras saat ia mengingat Adit, adik bungsunya
yang masih berumur empat tahun dan begitu polos. “Tuhan, mengapa ini
semua terjadi padaku”
Dengan mata yang mirip zombie, Fira melangkahkan kakinya ke sekolah.
Dengan mata yang mirip zombie, Fira melangkahkan kakinya ke sekolah.
“Fira zombie Fira zombie” ledek Reno yang gak ada bosen-bosennya gangguin Fira. Yang diledeknya gak menggubris sedikitpun.
“lo kenapa Fir?” selidik Lina, sahabat baik Fira.
“ayah gue besok mau nikah” jawab Fira lemas
“ayah lo gila ya fir? Baru berapa hari nyokap lo gak ada?”
Fira hanya menatap Lina tanpa berkomentar “sabar ya Fira, lo pasti kuat” Fira hanya membalasnya dengan tersenyum pahit.
“lo kenapa Fir?” selidik Lina, sahabat baik Fira.
“ayah gue besok mau nikah” jawab Fira lemas
“ayah lo gila ya fir? Baru berapa hari nyokap lo gak ada?”
Fira hanya menatap Lina tanpa berkomentar “sabar ya Fira, lo pasti kuat” Fira hanya membalasnya dengan tersenyum pahit.
Suasana pernikahan ayahnya tidak begitu ramai. Banyak saudara-saudara
yang tidak datang. Karena menganggap ayah Fira sangat keterlaluan.
“ayah akan hidup bersama nanik, kalian jaga diri baik baik tanpa ayah.” Fira tidak menangis, menoleh pun tidak. Dia hanya mendengar langkah kaki bapak-bapak pergi menjauh.
“kak kita ditinggal ayah?” tangis Rina sambil memeluk kakaknya. Adit dan Bagas datang, mereka menangis. Memeluk kakaknya yang mereka buat sandaran satu-satunya saat ini. Fira menangis. Bukan, bukan karena ayahnya. Tapi dia sangat terpukul dengan keadaan adik-adiknya. Bagaimana dia bisa menghidupi ketiga adiknya.
“ayah akan hidup bersama nanik, kalian jaga diri baik baik tanpa ayah.” Fira tidak menangis, menoleh pun tidak. Dia hanya mendengar langkah kaki bapak-bapak pergi menjauh.
“kak kita ditinggal ayah?” tangis Rina sambil memeluk kakaknya. Adit dan Bagas datang, mereka menangis. Memeluk kakaknya yang mereka buat sandaran satu-satunya saat ini. Fira menangis. Bukan, bukan karena ayahnya. Tapi dia sangat terpukul dengan keadaan adik-adiknya. Bagaimana dia bisa menghidupi ketiga adiknya.
“kalau kamu tidak bisa melunasinya, bapak tidak punya pilihan lain
selain mengeluarkanmu dari sekolah ini Fira” tegas Pak Budi, kepala
sekolahya. Fira keluar dari ruangan itu dengan lesu.
Dari kejauhan ada seorang cowok yang mengamatinya. Dan cowok itu masuk ke ruangan kepsek setelah Fira menjauh.
“Fir, gue mau ngasih lo pekerjaan. Mau gak lo?” pagi sekali Reno sudah mencegat Fira di depan gerbang sekolah. Tumben sekali ini anak, jangan-jangan dia merencanakan sesuatu yang jahat buat gue. Batin Fira.
“lo tenang aja deh gue gak ada niat jahat kok ke lo”
“emang kerja apaan?”
“ntar deh lo ikut gue”
Dari kejauhan ada seorang cowok yang mengamatinya. Dan cowok itu masuk ke ruangan kepsek setelah Fira menjauh.
“Fir, gue mau ngasih lo pekerjaan. Mau gak lo?” pagi sekali Reno sudah mencegat Fira di depan gerbang sekolah. Tumben sekali ini anak, jangan-jangan dia merencanakan sesuatu yang jahat buat gue. Batin Fira.
“lo tenang aja deh gue gak ada niat jahat kok ke lo”
“emang kerja apaan?”
“ntar deh lo ikut gue”
Reno dan Fira sampai di sebuah rumah yang ukurannya lumayan besar.
Dan rumah itu ramai sekali dengan anak-anak. “ini tempat apa ren?” tanya
Fira bingung
“liat aja itu” Reno menunjuk ke papan besar yang bertuliskan REFIR BIMBEL.
“Refir apaan ren? Jadi ini tempat bimbel?”
“Refir, Reno Fira. Iya dan ini gue siapin udah dari lama buat lo fir”
“ren? Bukannya lo?”
“ah udahlah ngerumpinya nanti saja. Yuk masuk.” Fira mrngikuti Reno dengan perasaan bingung.
“liat aja itu” Reno menunjuk ke papan besar yang bertuliskan REFIR BIMBEL.
“Refir apaan ren? Jadi ini tempat bimbel?”
“Refir, Reno Fira. Iya dan ini gue siapin udah dari lama buat lo fir”
“ren? Bukannya lo?”
“ah udahlah ngerumpinya nanti saja. Yuk masuk.” Fira mrngikuti Reno dengan perasaan bingung.
Setelah hampir satu bulan Fira mengembangkan usaha bimbel Reno, yang
kata Reno usaha Fira juga. Fira jadi tidak pusing lagi memikirkan
bagaimana untuk menghidupi adik-adiknya. Tiba-tiba Fira jadi
senyum-senyum sendiri saat memikirkan cowok yang mengisi hari-harinya.
“Reno” lirihnya sambil tersenyum penuh arti.
Derap kaki Fira sangat bersemangat saat berjalan menuju ruang kepsek
untuk memberi pernyataan bahwa dia sudah punya uang dan mampu melunasi
uang sppnya “maaf fira, sppmu sudah lunas sampai kamu lulus dari sekolah
ini.”
Fira sangat kaget mendengar pernyataan itu. “siapa pak yang melunasinya?”
“Reno”
“Reno? Terimakasih pak.”
Fira sangat kaget mendengar pernyataan itu. “siapa pak yang melunasinya?”
“Reno”
“Reno? Terimakasih pak.”
Fira berjalan buru-buru untuk sampai ke tempat bimbel menemui Reno.
Dia akan menanyakan tentang uang sppnya. Tapi diluar dugaan, sesampainya
disana sangat sepi. Tak ada seorangpun.
“Duaaaaarrr” Fira terkaget dengan suara orang banyak yang tiba tiba muncul dari belakangnya.
“selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun” terdengar nyanyian dari semua orang itu. Fira tersadar bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Reno membawa kue berhiaskan lilin 17 tahun. Semua orang berkumpul disana, semua adik-adik Fira, Lina sahabatnya dan murid-murid bimbelnya.
“selamat ulang tahun cantik” ujar Reno
“makasih ya buat kejutannya” Fira tersenyum tulus.
“Fira, gue. Eh aku sayang kamu” ucap Reno tertunduk. “boleh gak aku jadi cowok kamu?”
“terima terima terima” suara gemuruh para pendukung Reno yang sedari tadi berdiri di belakangnya membuat Fira semakin yakin dengan pilihannya.
“aku juga sayang kamu reno” Reno memeluknya, dia sangat bahagia. Fira tersenyum, memeluk erat lelaki yang selama ini dicarinya. Berjanji tidak akan melepaskan cowok itu buat siapapun. Pandangannya beredar kepada adik-adiknya yang tersenyum sangat senang kepadanya. Seolah ikut merasakan apa yang sedang dirasakan Fira. Inilah hidup. Yang pahit, tak selamanya menjadi pahit. Ada kalanya pahit berubah menjadi manis dan sangat manis. “aku sayang kalian” bisik fira
“Duaaaaarrr” Fira terkaget dengan suara orang banyak yang tiba tiba muncul dari belakangnya.
“selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun” terdengar nyanyian dari semua orang itu. Fira tersadar bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Reno membawa kue berhiaskan lilin 17 tahun. Semua orang berkumpul disana, semua adik-adik Fira, Lina sahabatnya dan murid-murid bimbelnya.
“selamat ulang tahun cantik” ujar Reno
“makasih ya buat kejutannya” Fira tersenyum tulus.
“Fira, gue. Eh aku sayang kamu” ucap Reno tertunduk. “boleh gak aku jadi cowok kamu?”
“terima terima terima” suara gemuruh para pendukung Reno yang sedari tadi berdiri di belakangnya membuat Fira semakin yakin dengan pilihannya.
“aku juga sayang kamu reno” Reno memeluknya, dia sangat bahagia. Fira tersenyum, memeluk erat lelaki yang selama ini dicarinya. Berjanji tidak akan melepaskan cowok itu buat siapapun. Pandangannya beredar kepada adik-adiknya yang tersenyum sangat senang kepadanya. Seolah ikut merasakan apa yang sedang dirasakan Fira. Inilah hidup. Yang pahit, tak selamanya menjadi pahit. Ada kalanya pahit berubah menjadi manis dan sangat manis. “aku sayang kalian” bisik fira
-SEKIAN-
Cerpen Karangan: Anis Sri Wulandari
Facebook: Anis Sri Wulandari
Facebook: Anis Sri Wulandari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar